BAB II PEMBAHASAN
Rasulullah
jika ditanya tentang amalan yg dapat mengantarkan seorang hamba ke surga dan
selamat dari siksa neraka beliau menjawab ”Kamu bersaksi bahwa tidak ada yg
berhak utk diibadahi kecuali Allah” dan terkadang beliau menjawab dengan ”Kamu
beribadah kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dgn apapun. Semua ini harus
diterapkan utk masuk Islam sebagaimana banyak manusia menyangka bahwa dgn hanya
mengucapkan kalimat syahadat sudah cukup utnuk masuk Islam walaupun mereka
melakukan apa yeng mereka mau laukukan ini adl kebodohan yg besar kalimat ini
bukan hanya utk diucapkan tapi kalimat ini adl kalimat yang punya makna yg
harus diterapkan dgn mengucapkannya dan mengamalkan konsekuensinya.
A. Pengamalan Dua Kalimat Syahadat
Syahadat
adalah pondasi dalam Islam yang juga merupakan rukun islam yang pertama.
Artinya:
“Islam
itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah
dan Muhammad itu adalah utusan Allah…”
Pengamalan
dua kalimat syahadat sebagai berikut:
1.
Penerapan dua kalimat syahadat
yg pertama “Asyhadu alla ilaaha illallah”
adalah dengan mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam beribadah dan
mengkhususkan ibadah hanya untuk-Nya beriman kepada seluruh apa yg dikabarkan
Allah SWT dan Rasul-Nya SAW seperti pengabaran tentang surga, neraka,
kitab-kitab, rasul- rasul, hari akhir dan takdir yg baik maupun yg buruk.
2.
Penerapan kalimat syahadat yg
kedua yakni kalimat ”Wa Asyhadu anna
muhammadar Rasulullah” adalah dgn beriman kepadanya bahwa beliau adalah
hamba Allah dan Rasul Allah SWT, maka berfirman kepada-Nya dan mengikuti apa yg
diajarkannya disertai dengan beriman kepada seluruh rasul-rasul dan nabi-nabi
terdahulu setelah itu beriman kepada syariat Allah SWT yg telah ditetapkan untuk
hamba- hambanya melalui Rasulullah memperlajarinya dan berpegang teguh denganya
seperti syariat mengenai shalat, zakat, puasa, haji, jihad dan lain-lain.
Setiap manusia, apabila telah
mengucapkan dua kalimat
Syahadat, maka dia menjadi orang Islam. Baginya wajib dan
berlaku hukum-hukum Islam, yaitu beriman akan keadilan dan
kesucian Islam. Wajib baginya menyerah dan mengamalkan hukum
Islam yang jelas, yang ditetapkan oleh Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Tidak ada pilihan baginya menerima atau meninggalkan
sebagian. Perlu diketahui bahwa ada diantara hukum-hukum Islam yang
sudah jelas menjadi kewajiban-kewajiban, atau yang sudah
jelas diharamkan (dilarang), dan hal itu sudah menjadi
ketetapan yang tidak diragukan lagi, yang telah diketahui
oleh ummat Islam pada umumnya.
Syahadat, maka dia menjadi orang Islam. Baginya wajib dan
berlaku hukum-hukum Islam, yaitu beriman akan keadilan dan
kesucian Islam. Wajib baginya menyerah dan mengamalkan hukum
Islam yang jelas, yang ditetapkan oleh Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Tidak ada pilihan baginya menerima atau meninggalkan
sebagian. Perlu diketahui bahwa ada diantara hukum-hukum Islam yang
sudah jelas menjadi kewajiban-kewajiban, atau yang sudah
jelas diharamkan (dilarang), dan hal itu sudah menjadi
ketetapan yang tidak diragukan lagi, yang telah diketahui
oleh ummat Islam pada umumnya.
B.
Yang Membatalkan
Syahadat
Syahadat adalah pondasi dalam islam yang juga
merupakan rukun islam yang pertama. Batalnya syahadat berakibat fatal bagi
batalnya keislaman seseorang. Untuk itu setiap mukmin diperintahkan untuk
membaca syahadat minimal 9 kali atau dalam setiap 5 kali sholat setiap hari
agar pondasi keislaman seorang muslim tetap terjaga. Batalnya syahadat
berakibat fatal terhadap batalnya keislaman seseorang.
Batalnya syahadat yang terpenting adalah 10 hal, yaitu :
1. Syirik
kepada allah
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara.
3.
Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu
terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
4.
Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk nabi muhammad saw lebih sempurna dari
petunjuk beliau.
5.
Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh rosulullah saw
sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir
6.
Siapa yang menghina sesuatu dari agama rosul saw atau pahala maupun siksanya,
maka ia kafir.
7. Sihir
8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat islam.
9. Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari
syari’at nabi muhammad saw seperti halnya nabi khidir boleh keluar dari syariat
nabi musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang
berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajatatau
tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran rosulullah saw.
10.Berpaling
dari agama allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.
Syaikh muhammad at tamimi berkata, “tidak ada beda
dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius
(bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan
semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka
setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon
perlindungan kepada Allah SWT dari hal yang bisa mendatangkan murka allah dan
siksanya yang pedih.”
C.
Asmaul Husna
"ALLAH mempunyai
Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat ALLAH
S.W.T.), maka bermohonlah kepadanya dengan asmaa-ul-husna itu." - (Surah
Al-a'raf:180)
Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata
Nabi Muhammad s.a.w. Pernah bersabda:
"Sesungguhnya Allah
s.w.t mempunyai 99 nama, iaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya
(menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam syurga" - Riwayat Bukhari
Adapun ASMA-UL-HUSNA
adalah merupakan nama-nama Allah s.w.t. Yang terkandung didalam Al-Quran dimana
pada tiap-tiap nama tersebut mengandungi khasiatnya
1.
ALLAHU
=> Tuhan
2.
AR
RAHMAAN=> Yang Maha Pemurah
3.
AR
RAHIIMU => Maha Penyayang
4.
AL
MALIKU => Yang Merajai
5.
AL
QUDDUUSU => Yang Maha Suci.
6.
AS
SALAAMU => Yang Memberi Keselamatan.
7.
AL
MU'MINU => Yang Memberi keimanan.
8.
AL
MUHAIMINU =>Yang Memelihara
9.
AL'AZIIZ
=> Yang Dapat Menyalahkan.
10. AL- JABBAARU=>Yang Sangat Gagah.
11. AL MUTAKABBIRU => Yang Mempunyai Kebesaran.
12. AL KHAALIQU => Yang Menciptakan.
13. AL BAARI-U => Yang Melepaskan.
14. AL MUSHAWWIRU =>
Yang Memberi bentuk.
15. AL GHAFFAARU =>
Sangat Mengampuni.
16. AL QAHHAARU =>
Yang maha Memaksa.
17. AL WAHHAABU =>
Maha Memberi.
18. AR RAZZAQU => Maha Pemberi Rezeki.
19. AL FATTAHU=> Pembuka Pintu Rahmat.
20. AL ‘ALIMU =>Yang Maha Mengetahui
21. AL QAABIDHU => Yang Menyempitkan Rezeki.
22. AL BAASITHU =>Maha Melapangkan Rezeki
23. AL KHAAFIDU
=> Yang Menurunkan Derajat.
24. AR RAAFI'U => Maha Mengangkat derajat.
25. AL MU'IZZU => Yang Memuliakan
26. AL MUDZILLU => Yang Memuliakan
27. AS SAMII'U => Maha Mendengar.
28. AL BASHIIRU => Maha Melihat.
29. AL HAKAMU => Yang Menetapkan Hukum.
30. AL'ADLU => Yang Maha Adil.
31. AL LATHIFU=> Yang MahaPenyantun
32. AL KHABIIRU=> Yang Maha Waspada.
33. AL HALIIMU => Maha Penyabar.
34. AL'AZHIIMU => Maha Agung.
35. AL GHAFUURU=> Maha Pengampun.
36. ASY SYAKUURU => Yang Berterima Kasih
37. AL'ALIYYU => Yang Maha Tinggi.
38. AL KABIIRU => Yang Maha Besar.
39. AL HAFIIZHU => Yang Maha Memelihara.
40. AL MUQI ITU=>Yang memberi Makan
41. AL HASIIBU => Yang Menghitung.
42. AL JALIILU => Yang Mempunyai Kebesaran
43. AL KARIIMU=> maha Mulia
44. AR RAQIIBU=>Yang Maha Mengawasi
45. AL MAJIIBU => Yang Mengabulkan.
46. AL WAASI'U => Yang Maha Luas.
47. AL HAKIIMU => Yang Maha Bijaksana
48. AL WADUUDU => Yang mengasihi
49. AL MAJIIDU => Yang Maha Mulia
50. AL BAA'ITSU =>Yang Membangkitkan
51. ASY SYAHIIDU => Maha Menyaksikan.
52. AL HAQQU => Maha Benar.
53. AL WAKIILU=>Maha Mengurusi.
54. AL QAWIYYU =>Yang Maha Kuat.
55. AL MATIINU => Maha Kokoh.
56. AL WALIYYU => Yang Melindungi
57. AL HAMIIDU=> Yang Terpuji.
58. AL MUHSHII=> Yang Menghitung
59. AL MUBDI-U=> Yang Memulai
60. AL MU'IIDU=> Yang Mengembalikan.
61. AL MUHYI => Yang Menghidupkan.
62. AL MUMIITU=>Yang Mematikan.
63. AL HAYYU => Yang Maha Hidup.
64. AL QAYYUUM=> Yang Berdiri Sendiri.
65. AL WAAJIDU => Yang menemukan
66. AL MAAJIDU=>yang Mempunyai Kemuliaan.
67. AL WAAHIDU => Yang Maha esa
68. ASH SHAMADU => Yang Menjadi Tempat meminta
69. AL QAADIRU => yang Maha Kuasa.
70. AL MUQTADIRU=>Yang Sangat Kuasa
71. AL MUQADDIMU=>Yang mendahului
72. AL MUAKHHIRU =>Yang mengakhiri.
73. AL AWWALU => Yang Awal
74. AL AKHIIRU=>Yang Akhir
75. AZH ZHAHIIRU => Maha Nyata.
76. AL BAATHINU =>Yang Maha Ghaib.
77. AL WAALIYY=> Yang menguasai
78. AL MUTA'AALII=>Yang Maha Tinggi.
79. ALBARRU => Yang Maha Baik.
80. AT TAWWAABU => Yang Menerima Taubat.
81. AL MUNTAQIMU => Yang Memberi Siksaan
82. AL 'AFUWWU=>Yang memberi maaf.
83. AR RA’UFU => Yang maha Belas kasihan
84. AL MAALIKUL MULKI => Yang Memiliki Kerajaan.
85. ZUL JALAALI wal IKRAAMI => Yang Mempunyai
Keagungan Dan Kemuliaan
86. AL MUQSITHU => Yang Maha Adil.
87. AL JAAMI'U =>Yang Mengumpulkan.
88. AL GHANIYYU => Yang Maha Kaya.
89. AL MUGHNII => Yang memberi kekayaan.
90. AL MAANI ' U => Yang Mempertahankan
91. ADH DHAARU => Yang membuat bahaya.
92. AN NAAFI ' U => Yang memberi manfaat.
93. AN NUURU =>Yang menerangi.
94. AL HADI => Yang Pemberi Petunjuk
95. AL BADII ' U => Yang menciptakan
96. AL BAAQII => Maha Kekal.
97. AL WAARITSU => Yang Kekal Abadi
98. AR RASYIIDU => Yang Maha Pandai
99.
AS
SABUURU=> Yang Maha Penyabar
D. Syirik Kepada Allah
Sebesar-besar
perkara yang menjadikan seorang murtad adalah syirik dalam beribadah kepada
Allah yaitu dia beribadah kepada Allah juga beribadah kepada selain-Nya.
Seperti menyembelih untuk selain Allah, nadzar untuk selain Allah, sujud kepada
selain Allah, meminta pertolongan kepada selain Allah dalam perkara yang tidak
mampu melaksanakan melainkan hanya Allah. Ini adalah sebesar-besar jenis
kemurtadan.
Allah telah berfirman:
Allah telah berfirman:
Artinya:
“Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan baginya surga dan tempatnya ialah neraka.” (Al Maidah: 72)
Maka
sudah sepantasnya mengetahui hal ini, bahwa syirik kepada Allah adalah dosa
yang paling berbahaya dan paling besar. Bersamaan dengan bahayanya dan jeleknya
syirik ini ternyata banyak dari orang-orang yang mengaku islam telah terjatuh
padanya, mereka tidak menamainya sebagai perbuatan syirik akan tetapi mereka
menamainya sebagai tawasul atau meminta syafaat, atau mereka menamainya dengan
nama-nama selain syirik, akan tetapi nama-nama itu tidak bisa merubah hakekat
sesuatu, kalau perbuatan tersebut adalah syirik tetap kita katakan syirik
(walaupun mereka menamainya dengan nama selain syirik). Ini (syirik) adalah
jenis kemurtadan yang paling berbahaya dan paling banyak terjadi padahal syirik
ini jelas di dalam Al Qur’an dan Sunnah rasulullah SAW. Seruan dan peringatan
serta ancaman dari perbuatan syirik sangat jelas sekali, tidaklah lewat satu
surat di dalam Al Quran melainkan memperingatkan dari perbuatan syirik,
bersamaan dengan ini mereka membaca Al Quran akan tetapi tidak menjauhi
perbuatan syirik.
Allah
berfirman:
Artyinya:
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Diamengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An Nisaa’: 116)
Ayat ini
menunjukkan bahwa syirik adalah dosa yang paling besar, dimana Allah tidak akan
mengampuni pelakunya, melainkan apabila dia mau bertaubat darinya.
Artinya:
“dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu.” (An Nisaa’: 48)
Ini
menunjukkan bahwa seluruh dosa adalah dibawah syirik, sedangkan syirik adalah
dosa yang paling besar dan paling berbahaya, maka hal ini menunjukkan tentang
bahayanya syirik dan syirik adalah dosa yang paling besar.
Dan
termasuk dari perbuatan syirik adalah menyembelih untuk selain Allah, seperti
menyembelih untuk jin dan kubur. Asy Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah menyebutkan contoh ini karena ini banyak terjadi dan
manusia bermudah-mudahan padanya, mereka menyembelih untuk selain Allah, mereka
menyembelih untuk jin dalam rangka menjaga diri dari kejelekan mereka, juga
dalam rangka berobat dan penyembuhan. Kebanyakan manusia bermudah-mudahan dalam
masalah ini dan ini banyak terjadi, padahal ini adalah syirik besar yang
mengeluarkan pelakunya dari agamanya dan ini bukan perkara yang mudah. Syaitan
akan berkata kepadanya: “sembelihlah seekor anak domba, sembelihlah seekor
ayam,” ini adalah (perkara yang) mudah, tetapi dia tidak melihat kepada syirik.
Maka orang-orang yang menyembelih seekor lalat (untuk selain Allah) masuk
neraka, yang dilihat bukanlah yang disembelih, tetapi yang dilihatnya adalah
aqidah (keyakinan)nya, yang dilihat adalah niat dalam hati dan tidak
memperhatikan perkara syirik. Yang dilihat bukanlah nilai sesuatu yang
disembelih, karena yang menyembelih seekor lalat 9 untuk selain Allah) masuk
neraka.
Manusia
bermudah-mudahan dalam hal ini, hanya sekedar ingin ditunaikan kebutuhannya
atau agar syaitan memberitahunya sesuatu yang tersembunyi atau memberitahu
tentang harta yang hilang atau yang selainnya dari perkara-perkara yang manusia
bertanya kepada jin tentangnya. Maka dia keluar dari agamanya –kita berlindung
kepada Allah- dia murtad dalam perkara yang dia anggap mudah, padahal
perkaranya sangat berbahanya.
E. Yang Merusak Keimanan
Hal-hal yang
bisa merusak iman antara lain
1. Riya
Riya artinya memperlihatkan
(menampakan) diri kepada orang lain, supaya diketahuui kehebatan perbuatannya,
baik melalui pembicaraan, tulisan ataupun sikap dan perbuatan dengan tujuan
mendapat perhatian, penghargaan dan pujian manusia, bukan ikhlas karena
Allah
a. Riya dalam niat
Riya dalam niat
yaitu ketika mengawali pekerjaan, dia mempunyai keinginam dari orang lain,
bukan karena Allah. Padahal niat itu sangat menentukan nilai suatu pekerjaan.
b. Riya dalam perbuatan
Riya dalam
perbuatan ini misalnya saat mengerjakan shalat dan bersedekah. Orang riya dalam
mengerjakan shalat biasanya dia memperlihatkan kesungguhan, kerajinan , dan
kekhusyu’annya jika dia berada di tengah-tengah orang atau jamaah sehingga
orang lain melihat dia berdiri , ruku’ dan sebagainya. Dia shalat dengan tekun
itu mengharapkan perhatian sanjungan dan pujian dari orang lain agar dia
dianggap sebagai orang yang taat dan tekun beribadah.
2. Takabur
Pengertian
takabur menurut bahasa adalah membesarkan diri, menganggap dirinya lebih besar
dari orang lain. Menurut istilah, suatu sikap mental yang merasa diri lebih
besar, lebih tinggi, lebih pandai dan memandang kecil serta rendah terhadap
orang lain.
Takabur itu
dapat digolongkan dua bagian, yaitu takabur batin dan takabur lahir. Takabur
dalam batin yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat, dia melekat dalam hati
seperti merasa besar, merasa lebih pandai dan lain-lain. Takabur lahir ialah
perbuatan dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti merendahkan orang lain,
menyepelekan orang lain, dan lain-lain.
3. Nifaq
Nifaq ialah
sifat yang berbeda antara lahir dan batin atau tidak sesuai antara ucapan
dengan perbuatan. Lain di hati lain di mulut, lain di mulut lain di perbuatan,
tidak sesuai antara kata dengan perbuatan. Orang yang mepunyai sifat nifaq
disebut munafiq.
Orang munafik takut
akan ketahuhan orang lain dan sifat dusta dan khianatnya akan menghantui
perasaannya, sehingga terjadi konflik batin, menimbulkan ketidak tenangan pada
kehidupannya. Ia juga akan selalu menghadapi kesulitan, karena harus membuat
kebohongan baru untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
4. Fasiq
Fasiq artinya meniggalkan perintah Allah SWT, tidak
berbakti kepada Allah, atau keluar dari perintah Allah SWT. Orang fasiq ialah
orang yang tahu perintah dan larangan Allah , tetapi ia tidak mau melaksanakan
perintah-Nya dan meniggalkan larangan-Nya. Dia tidak patuh dan tidak berbakti kepada
Allah SWT, dia melupakan segala perintah Allah SWT.
5. Perbuatan Dosa
Perbuatan dosa
ialah segala perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahuu Wa Ta’ala dan
Rasul-Nya yang tercantum dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Perbuatan dosa
bisa pada hati, ucapan (perkataan) dan tingkah laku. Perbuatan dosa (dalam)
hati yang dilarang agama, misalnya syirik, riya, takabur, sombong,
hasad(dengki), nifaq(maksiat), bakhil(pelit) , tama’(rakus), memperturutkan
hawa nafsu dan lain-lain. Dalam bentuk ucapan, misalnya mengumpat, mencaci,
berdusta, membual, menghina, mencela, memfitnah, bersumpah palsu dan lain-lain.
Dosa dalam
bentuk perbuatan misalnya berkhianat, mencuri, meminum minuman keras, membunuh,
berzina, homo seksual, lesbi, menyakiti ayah dan ibu, menyakiti orang lain, bunuh
diri, merugikan orang lain, curang dan lain-lain.
F. Hikmah Mempelajari Rukun Iman Kepada Allah
Adapun hikmah mempelajari iman kepada Allah, yaitu:
1.
Meyakini dan
menjadikan Allah sebagai satu-satunya pencipta yang patut kita sembah.
2.
Dengan
mempelajari Iman Kepada Allah, kita Lebih mendekatkan diri kepada Allah.
3.
Tidak meragukan
akan kekuasaannya sebagaimana adanya bukti yang kita rasakan dan nikmati selama
hidup di dunia ini.
4.
Menjadi senjata
ampuh untuk melawan tantangan dari kaum murtad.
5.
Orang
yang beriman kepada Allah dengan kesungguhan hati dengan tak ada keraguan
sedikit pun dalam hatinya, maka Allah akan memberikan kemuliaan kepada mereka
baik di dunia maupun di akhirat.
6.
Orang-orang
beriman hatinya akan menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
7.
Orang-orang
beriman akan selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT.
8.
Orang-orang
yang beriman akan melakukan amalan-amalan saleh, rendah hati, lkasih sayang
terhadap sesama manusia bahkan terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan, baik hewan
maupun tumbuhan.
9.
Allah
akan menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramala saleh (bahwa) untuk
mereka ampunan pahala yang besar.
BAB III PENTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah yang berjudul “Iman Kepada Allah” yaitu:
1.
Untuk itu
setiap mukmin diperintahkan untuk membaca syahadat minimal 9 kali atau dalam
setiap 5 kali sholat setiap hari agar pondasi keislaman seorang muslim tetap
terjaga.
2.
"ALLAH mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai
dengan sifat-sifat ALLAH S.W.T.).
3.
Sebesar-besar
perkara yang menjadikan seorang murtad adalah syirik dalam beribadah kepada
Allah yaitu dia beribadah kepada Allah juga beribadah kepada selain-Nya.
4.
Hal
yang merusak keimanan adalah riya, takabur, nifaq, fasiq, dan perbuatan dosa.
B.
Saran
Adapun saran sebagai berikut:
1. Janganlah
kita melakukan sesuatu yang kita tidak mengetahuinya dan janganlah kita
meninggalkan sesuatu dengan alasan kita tidak mengetahuinya.
2. Sebagai seorang muslim, kita sebaiknya
mengetahui makna dari syahadat dan menerapkannya dengan mengucapkan dan mengamalkan
konsekuensinya.
3. Sebelum melakukan sesuatu, kita semestinya
sebagai seorang muslim mengingat kepada Allah.
4. Diharapkan agar buku-buku tentang iman kepada
Allah lebih diperbanyak agar lebih mengetahui hal-hal yang yang diharamkan
dalam Islam.
DAFTAR PUSTAKA
http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_elements_of_faith.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar