WELCOME

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG SAYA...

SEMOGA BERMANFAAT....
^_^

Selasa, 24 April 2012

IMAN KEPADA ALLAH


BAB II PEMBAHASAN


A. Pengamalan Dua Kalimat Syahadat
Syahadat adalah pondasi dalam Islam yang juga merupakan rukun islam yang pertama.


Artinya:
“Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad itu adalah utusan Allah…”
Pengamalan dua kalimat syahadat sebagai berikut:
1.         Penerapan dua kalimat syahadat yg pertama “Asyhadu alla ilaaha illallah” adalah dengan mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam beribadah dan mengkhususkan ibadah hanya untuk-Nya beriman kepada seluruh apa yg dikabarkan Allah SWT dan Rasul-Nya SAW seperti pengabaran tentang surga, neraka, kitab-kitab, rasul- rasul, hari akhir dan takdir yg baik maupun yg buruk.
2.        Penerapan kalimat syahadat yg kedua yakni kalimat ”Wa Asyhadu anna muhammadar Rasulullah” adalah dgn beriman kepadanya bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul Allah SWT, maka berfirman kepada-Nya dan mengikuti apa yg diajarkannya disertai dengan beriman kepada seluruh rasul-rasul dan nabi-nabi terdahulu setelah itu beriman kepada syariat Allah SWT yg telah ditetapkan untuk hamba- hambanya melalui Rasulullah memperlajarinya dan berpegang teguh denganya seperti syariat mengenai shalat, zakat, puasa, haji, jihad dan lain-lain.
Rasulullah jika ditanya tentang amalan yg dapat mengantarkan seorang hamba ke surga dan selamat dari siksa neraka beliau menjawab ”Kamu bersaksi bahwa tidak ada yg berhak utk diibadahi kecuali Allah” dan terkadang beliau menjawab dengan ”Kamu beribadah kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dgn apapun. Semua ini harus diterapkan utk masuk Islam sebagaimana banyak manusia menyangka bahwa dgn hanya mengucapkan kalimat syahadat sudah cukup utnuk masuk Islam walaupun mereka melakukan apa yeng mereka mau laukukan ini adl kebodohan yg besar kalimat ini bukan hanya utk diucapkan tapi kalimat ini adl kalimat yang punya makna yg harus diterapkan dgn mengucapkannya dan mengamalkan konsekuensinya.
Setiap manusia, apabila telah mengucapkan dua kalimat
Syahadat, maka dia menjadi orang Islam. Baginya wajib dan
berlaku hukum-hukum Islam, yaitu beriman akan keadilan dan
kesucian Islam. Wajib baginya menyerah dan mengamalkan hukum
Islam yang jelas, yang ditetapkan oleh Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Tidak ada pilihan baginya menerima atau meninggalkan
sebagian. Perlu diketahui bahwa ada diantara hukum-hukum Islam yang
sudah jelas menjadi kewajiban-kewajiban, atau yang sudah
jelas diharamkan (dilarang), dan hal itu sudah menjadi
ketetapan yang tidak diragukan lagi, yang telah diketahui
oleh ummat Islam pada umumnya.

B.     Yang Membatalkan Syahadat
Syahadat adalah pondasi dalam islam yang juga merupakan rukun islam yang pertama. Batalnya syahadat berakibat fatal bagi batalnya keislaman seseorang. Untuk itu setiap mukmin diperintahkan untuk membaca syahadat minimal 9 kali atau dalam setiap 5 kali sholat setiap hari agar pondasi keislaman seorang muslim tetap terjaga. Batalnya syahadat berakibat fatal terhadap batalnya keislaman seseorang.
Batalnya syahadat yang terpenting adalah 10 hal, yaitu :
1.  Syirik kepada allah
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara.
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk nabi muhammad saw lebih sempurna dari petunjuk beliau.
5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh rosulullah saw sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir
6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama rosul saw atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.
7.  Sihir
8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat islam.
9. Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at nabi muhammad saw seperti halnya nabi khidir boleh keluar dari syariat nabi musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajatatau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran rosulullah saw.
10.Berpaling dari agama allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.
Syaikh muhammad at tamimi berkata, “tidak ada beda dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah SWT dari hal yang bisa mendatangkan murka allah dan siksanya yang pedih.”

C.    Asmaul Husna
"ALLAH mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat ALLAH S.W.T.), maka bermohonlah kepadanya dengan asmaa-ul-husna itu." - (Surah Al-a'raf:180)
Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata Nabi Muhammad s.a.w. Pernah bersabda:
"Sesungguhnya Allah s.w.t mempunyai 99 nama, iaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam syurga" - Riwayat Bukhari
Adapun ASMA-UL-HUSNA adalah merupakan nama-nama Allah s.w.t. Yang terkandung didalam Al-Quran dimana pada tiap-tiap nama tersebut mengandungi khasiatnya

1.         ALLAHU => Tuhan
2.        AR RAHMAAN=> Yang Maha Pemurah
3.         AR RAHIIMU => Maha Penyayang
4.        AL MALIKU => Yang Merajai
5.        AL QUDDUUSU => Yang Maha Suci.
6.         AS SALAAMU => Yang Memberi Keselamatan.
7.        AL MU'MINU => Yang Memberi keimanan.
8.        AL MUHAIMINU            =>Yang Memelihara
9.        AL'AZIIZ => Yang Dapat Menyalahkan.
10.    AL- JABBAARU=>Yang Sangat Gagah.
11.      AL MUTAKABBIRU => Yang Mempunyai Kebesaran.
12.     AL KHAALIQU => Yang Menciptakan.
13.      AL BAARI-U => Yang Melepaskan.
14.     AL MUSHAWWIRU         => Yang Memberi bentuk.
15.     AL GHAFFAARU             => Sangat Mengampuni.
16.      AL QAHHAARU => Yang maha Memaksa.
17.     AL WAHHAABU => Maha Memberi.
18.     AR RAZZAQU => Maha  Pemberi Rezeki.
19.     AL FATTAHU=> Pembuka Pintu Rahmat.
20.   AL ‘ALIMU =>Yang Maha Mengetahui
21.     AL QAABIDHU => Yang Menyempitkan Rezeki.
22.    AL BAASITHU =>Maha Melapangkan Rezeki
23.     AL  KHAAFIDU => Yang Menurunkan Derajat.
24.    AR RAAFI'U => Maha Mengangkat derajat.
25.    AL MU'IZZU => Yang Memuliakan
26.     AL MUDZILLU => Yang Memuliakan
27.    AS SAMII'U => Maha Mendengar.
28.    AL BASHIIRU => Maha Melihat.
29.    AL HAKAMU => Yang Menetapkan Hukum.
30.    AL'ADLU => Yang Maha Adil.
31.      AL LATHIFU=> Yang MahaPenyantun
32.     AL KHABIIRU=> Yang Maha Waspada.
33.     AL HALIIMU => Maha Penyabar.
34.    AL'AZHIIMU => Maha Agung.
35.     AL GHAFUURU=> Maha Pengampun.
36.     ASY SYAKUURU => Yang Berterima Kasih
37.     AL'ALIYYU => Yang Maha Tinggi.
38.     AL KABIIRU => Yang Maha Besar.
39.     AL HAFIIZHU => Yang Maha Memelihara.
40.   AL MUQI ITU=>Yang memberi Makan
41.     AL HASIIBU => Yang Menghitung.
42.    AL JALIILU => Yang Mempunyai Kebesaran
43.    AL KARIIMU=> maha Mulia
44.   AR RAQIIBU=>Yang Maha Mengawasi
45.    AL MAJIIBU => Yang Mengabulkan.
46.    AL WAASI'U => Yang Maha Luas.
47.    AL HAKIIMU => Yang Maha Bijaksana
48.    AL WADUUDU => Yang mengasihi
49.    AL MAJIIDU => Yang Maha Mulia
50.   AL BAA'ITSU =>Yang Membangkitkan
51.     ASY SYAHIIDU => Maha Menyaksikan.
52.    AL HAQQU => Maha Benar.
53.     AL WAKIILU=>Maha Mengurusi.
54.    AL QAWIYYU =>Yang Maha Kuat.
55.    AL MATIINU => Maha Kokoh.
56.     AL WALIYYU => Yang Melindungi
57.    AL HAMIIDU=> Yang Terpuji.
58.    AL MUHSHII=> Yang Menghitung
59.    AL MUBDI-U=> Yang Memulai
60.    AL MU'IIDU=> Yang Mengembalikan.
61.      AL MUHYI => Yang Menghidupkan.
62.     AL MUMIITU=>Yang Mematikan.
63.     AL HAYYU => Yang Maha Hidup.
64.    AL QAYYUUM=> Yang Berdiri Sendiri.
65.     AL WAAJIDU => Yang menemukan
66.     AL MAAJIDU=>yang Mempunyai Kemuliaan.
67.     AL WAAHIDU => Yang Maha esa
68.     ASH SHAMADU => Yang Menjadi Tempat meminta
69.     AL QAADIRU => yang Maha Kuasa.
70.   AL MUQTADIRU=>Yang Sangat Kuasa
71.     AL MUQADDIMU=>Yang mendahului
72.    AL MUAKHHIRU =>Yang mengakhiri.
73.     AL AWWALU => Yang Awal
74.    AL AKHIIRU=>Yang Akhir
75.    AZH ZHAHIIRU => Maha Nyata.
76.     AL BAATHINU =>Yang Maha Ghaib.
77.    AL WAALIYY=> Yang menguasai
78.    AL MUTA'AALII=>Yang Maha Tinggi.
79.    ALBARRU => Yang Maha Baik.
80.   AT TAWWAABU => Yang Menerima Taubat.
81.     AL MUNTAQIMU => Yang Memberi Siksaan
82.    AL 'AFUWWU=>Yang memberi maaf.
83.     AR RA’UFU => Yang maha Belas kasihan
84.    AL MAALIKUL MULKI => Yang Memiliki Kerajaan.
85.    ZUL JALAALI wal IKRAAMI => Yang Mempunyai Keagungan Dan Kemuliaan
86.     AL MUQSITHU => Yang Maha Adil.
87.    AL JAAMI'U =>Yang Mengumpulkan.
88.    AL GHANIYYU => Yang Maha Kaya.
89.    AL MUGHNII => Yang memberi kekayaan.
90.   AL MAANI ' U => Yang Mempertahankan
91.     ADH DHAARU => Yang membuat bahaya.
92.    AN NAAFI ' U => Yang memberi manfaat.
93.     AN NUURU =>Yang menerangi.
94.    AL HADI => Yang Pemberi Petunjuk
95.    AL BADII ' U => Yang menciptakan
96.     AL BAAQII => Maha Kekal.
97.    AL WAARITSU => Yang Kekal Abadi
98.    AR RASYIIDU => Yang Maha Pandai

99.    AS SABUURU=> Yang Maha Penyabar

D.   Syirik Kepada Allah
Sebesar-besar perkara yang menjadikan seorang murtad adalah syirik dalam beribadah kepada Allah yaitu dia beribadah kepada Allah juga beribadah kepada selain-Nya. Seperti menyembelih untuk selain Allah, nadzar untuk selain Allah, sujud kepada selain Allah, meminta pertolongan kepada selain Allah dalam perkara yang tidak mampu melaksanakan melainkan hanya Allah. Ini adalah sebesar-besar jenis kemurtadan.
Allah telah berfirman:

Artinya:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga dan tempatnya ialah neraka.” (Al Maidah: 72)
Maka sudah sepantasnya mengetahui hal ini, bahwa syirik kepada Allah adalah dosa yang paling berbahaya dan paling besar. Bersamaan dengan bahayanya dan jeleknya syirik ini ternyata banyak dari orang-orang yang mengaku islam telah terjatuh padanya, mereka tidak menamainya sebagai perbuatan syirik akan tetapi mereka menamainya sebagai tawasul atau meminta syafaat, atau mereka menamainya dengan nama-nama selain syirik, akan tetapi nama-nama itu tidak bisa merubah hakekat sesuatu, kalau perbuatan tersebut adalah syirik tetap kita katakan syirik (walaupun mereka menamainya dengan nama selain syirik). Ini (syirik) adalah jenis kemurtadan yang paling berbahaya dan paling banyak terjadi padahal syirik ini jelas di dalam Al Qur’an dan Sunnah rasulullah SAW. Seruan dan peringatan serta ancaman dari perbuatan syirik sangat jelas sekali, tidaklah lewat satu surat di dalam Al Quran melainkan memperingatkan dari perbuatan syirik, bersamaan dengan ini mereka membaca Al Quran akan tetapi tidak menjauhi perbuatan syirik.
Allah berfirman:
Artyinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Diamengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An Nisaa’: 116)
Ayat ini menunjukkan bahwa syirik adalah dosa yang paling besar, dimana Allah tidak akan mengampuni pelakunya, melainkan apabila dia mau bertaubat darinya.


Artinya:
“dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu.” (An Nisaa’: 48)
Ini menunjukkan bahwa seluruh dosa adalah dibawah syirik, sedangkan syirik adalah dosa yang paling besar dan paling berbahaya, maka hal ini menunjukkan tentang bahayanya syirik dan syirik adalah dosa yang paling besar.
Dan termasuk dari perbuatan syirik adalah menyembelih untuk selain Allah, seperti menyembelih untuk jin dan kubur. Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menyebutkan contoh ini karena ini banyak terjadi dan manusia bermudah-mudahan padanya, mereka menyembelih untuk selain Allah, mereka menyembelih untuk jin dalam rangka menjaga diri dari kejelekan mereka, juga dalam rangka berobat dan penyembuhan. Kebanyakan manusia bermudah-mudahan dalam masalah ini dan ini banyak terjadi, padahal ini adalah syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari agamanya dan ini bukan perkara yang mudah. Syaitan akan berkata kepadanya: “sembelihlah seekor anak domba, sembelihlah seekor ayam,” ini adalah (perkara yang) mudah, tetapi dia tidak melihat kepada syirik. Maka orang-orang yang menyembelih seekor lalat (untuk selain Allah) masuk neraka, yang dilihat bukanlah yang disembelih, tetapi yang dilihatnya adalah aqidah (keyakinan)nya, yang dilihat adalah niat dalam hati dan tidak memperhatikan perkara syirik. Yang dilihat bukanlah nilai sesuatu yang disembelih, karena yang menyembelih seekor lalat 9 untuk selain Allah) masuk neraka.
Manusia bermudah-mudahan dalam hal ini, hanya sekedar ingin ditunaikan kebutuhannya atau agar syaitan memberitahunya sesuatu yang tersembunyi atau memberitahu tentang harta yang hilang atau yang selainnya dari perkara-perkara yang manusia bertanya kepada jin tentangnya. Maka dia keluar dari agamanya –kita berlindung kepada Allah- dia murtad dalam perkara yang dia anggap mudah, padahal perkaranya sangat berbahanya.

E.   Yang Merusak Keimanan
Hal-hal yang bisa merusak iman antara lain
1.    Riya
Riya artinya memperlihatkan (menampakan) diri kepada orang lain, supaya diketahuui kehebatan perbuatannya, baik melalui pembicaraan, tulisan ataupun sikap dan perbuatan dengan tujuan mendapat perhatian, penghargaan dan pujian manusia, bukan ikhlas karena Allah 
a.  Riya dalam niat
Riya dalam niat yaitu ketika mengawali pekerjaan, dia mempunyai keinginam dari orang lain, bukan karena Allah. Padahal niat itu sangat menentukan nilai suatu pekerjaan.
b.   Riya dalam perbuatan
Riya dalam perbuatan ini misalnya saat mengerjakan shalat dan bersedekah. Orang riya dalam mengerjakan shalat biasanya dia memperlihatkan kesungguhan, kerajinan , dan kekhusyu’annya jika dia berada di tengah-tengah orang atau jamaah sehingga orang lain melihat dia berdiri , ruku’ dan sebagainya. Dia shalat dengan tekun itu mengharapkan perhatian sanjungan dan pujian dari orang lain agar dia dianggap sebagai orang yang taat dan tekun beribadah.
2.    Takabur
Pengertian takabur menurut bahasa adalah membesarkan diri, menganggap dirinya lebih besar dari orang lain. Menurut istilah, suatu sikap mental yang merasa diri lebih besar, lebih tinggi, lebih pandai dan memandang kecil serta rendah terhadap orang lain.
Takabur itu dapat digolongkan dua bagian, yaitu takabur batin dan takabur lahir. Takabur dalam batin yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat, dia melekat dalam hati seperti merasa besar, merasa lebih pandai dan lain-lain. Takabur lahir ialah perbuatan dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti merendahkan orang lain, menyepelekan orang lain, dan lain-lain. 
3.    Nifaq
Nifaq ialah sifat yang berbeda antara lahir dan batin atau tidak sesuai antara ucapan dengan perbuatan. Lain di hati lain di mulut, lain di mulut lain di perbuatan, tidak sesuai antara kata dengan perbuatan. Orang yang mepunyai sifat nifaq disebut munafiq.
Orang munafik takut akan ketahuhan orang lain dan sifat dusta dan khianatnya akan menghantui perasaannya, sehingga terjadi konflik batin, menimbulkan ketidak tenangan pada kehidupannya. Ia juga akan selalu menghadapi kesulitan, karena harus membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
4.   Fasiq
Fasiq artinya meniggalkan perintah Allah SWT, tidak berbakti kepada Allah, atau keluar dari perintah Allah SWT. Orang fasiq ialah orang yang tahu perintah dan larangan Allah , tetapi ia tidak mau melaksanakan perintah-Nya dan meniggalkan larangan-Nya. Dia tidak patuh dan tidak berbakti kepada Allah SWT, dia melupakan segala perintah Allah SWT.
5. Perbuatan Dosa
Perbuatan dosa ialah segala perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahuu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya yang tercantum dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Perbuatan dosa bisa pada hati, ucapan (perkataan) dan tingkah laku. Perbuatan dosa (dalam) hati yang dilarang agama, misalnya syirik, riya, takabur, sombong, hasad(dengki), nifaq(maksiat), bakhil(pelit) , tama’(rakus), memperturutkan hawa nafsu dan lain-lain. Dalam bentuk ucapan, misalnya mengumpat, mencaci, berdusta, membual, menghina, mencela, memfitnah, bersumpah palsu dan lain-lain.
Dosa dalam bentuk perbuatan misalnya berkhianat, mencuri, meminum minuman keras, membunuh, berzina, homo seksual, lesbi, menyakiti ayah dan ibu, menyakiti orang lain, bunuh diri, merugikan orang lain, curang dan lain-lain.

F.    Hikmah Mempelajari Rukun Iman Kepada Allah
Adapun hikmah mempelajari iman kepada Allah, yaitu:
1.         Meyakini dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya pencipta yang patut kita sembah.
2.        Dengan mempelajari Iman Kepada Allah, kita Lebih mendekatkan diri kepada Allah.
3.        Tidak meragukan akan kekuasaannya sebagaimana adanya bukti yang kita rasakan dan nikmati selama hidup di dunia ini.
4.        Menjadi senjata ampuh untuk melawan tantangan dari kaum murtad.
5.        Orang yang beriman kepada Allah dengan kesungguhan hati dengan tak ada keraguan sedikit pun dalam hatinya, maka Allah akan memberikan kemuliaan kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat.
6.        Orang-orang beriman hatinya akan menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
7.        Orang-orang beriman akan selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT.
8.        Orang-orang yang beriman akan melakukan amalan-amalan saleh, rendah hati, lkasih sayang terhadap sesama manusia bahkan terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan, baik hewan maupun tumbuhan.
9.        Allah akan menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramala saleh (bahwa) untuk mereka ampunan pahala yang besar.


BAB III PENTUP


A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah yang berjudul “Iman Kepada Allah” yaitu:
1.     Untuk itu setiap mukmin diperintahkan untuk membaca syahadat minimal 9 kali atau dalam setiap 5 kali sholat setiap hari agar pondasi keislaman seorang muslim tetap terjaga.
2.   "ALLAH mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat ALLAH S.W.T.).
3.    Sebesar-besar perkara yang menjadikan seorang murtad adalah syirik dalam beribadah kepada Allah yaitu dia beribadah kepada Allah juga beribadah kepada selain-Nya.
4.   Hal yang merusak keimanan adalah riya, takabur, nifaq, fasiq, dan perbuatan dosa.

B.     Saran
Adapun saran sebagai berikut:
1.       Janganlah kita melakukan sesuatu yang kita tidak mengetahuinya dan janganlah kita meninggalkan sesuatu dengan alasan kita tidak mengetahuinya.
2.      Sebagai seorang muslim, kita sebaiknya mengetahui makna dari syahadat dan menerapkannya dengan mengucapkan dan mengamalkan konsekuensinya.
3.      Sebelum melakukan sesuatu, kita semestinya sebagai seorang muslim mengingat kepada Allah.
4.      Diharapkan agar buku-buku tentang iman kepada Allah lebih diperbanyak agar lebih mengetahui hal-hal yang yang diharamkan dalam Islam.





DAFTAR PUSTAKA


http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_elements_of_faith.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar