WELCOME

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG SAYA...

SEMOGA BERMANFAAT....
^_^

Minggu, 22 April 2012

AIK "AKHLAK"





 
DAFTAR ISI
Sampul..............................................................................................................................................     i
Kata Pengantar.............................................................................................................................    ii
Daftar Isi......................................................................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................    1
A.   Latar Belakang ........................................................................................................................    1
B.    Rumusan Masalah ..................................................................................................................    1
C.    Tujuan .......................................................................................................................................    2
D.   Manfaat ...................................................................................................................................    2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................    3
A.   Sumber Ajaran Akhlak Islam .......................................................................................    3
B.    Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak Islam .......................................................    7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 13
A.   Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
B.    Saran ............................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 14


BAB I PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Manusia tidak pernah tetap dalam satu keadaan, tidak pernah merasa tenang dalam sesuatu suasana. Hanya senantiasa terumbang-ambing oleh adanya perkara baru, bahkan ia gemar sekali berubah-ubah dalam seribu macam corak atu menampakkan diri dalam seribu juta ragam bentuk yang berbeda-beda.
Akhlak di dalam Islam itu adalah penting. Tujuan risalah Islam itu sendiri adalah untuk menyempurnakan definisi Islam itu sendiri dihubungkan dengan akhlak yang baik. Akhlak yang mulia ialah suatu perkara yang mesti dititik beratkan demi mencapai kesempurnaan iman.
Oleh karena itu, kelompok kami mencoba membahas mengenai “Sumber Ajaran Akhlak, Jedudukan dan Keistimewaan Akhlak Islam”. Karena dengan adanya akhlak yang luhur segala tingkah laku manusia akan suci dan sesuai dengan jawatan yang telah dirahmatkan oleh Allah swt. ke atasnya iaitu sebagai "khalifatullah fil ardh". Islam dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menjadikan ini satu kenyataan dengan jalaan membentuk unsur-unsur yang kuat dan manusia yang soleh.

B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang berjudul “Sumber Ajaran Akhlak, Jedudukan dan Keistimewaan Akhlak Islam” adalag sebagai berikut:
1.     Berasal dari apasajakah sumber ajaran Akhlak Islam?
2.    Bagaimanakah kedudukan dan keistimewaan akhlak Islam?

C.   Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yang berjudul “Sumber Ajaran Akhlak, Jedudukan dan Keistimewaan Akhlak Islam” adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui sumber ajaran akhlak Islam
2.    Untuk mengetahui kedudukan dam keistimewaan Akhlak Islam

D.   Manfaat
Adapun manfaat dari makalah yang berjudul “Sumber Ajaran Akhlak, Jedudukan dan Keistimewaan Akhlak Islam” adalag sebagai berikut:
1.     Dapat mengetahui sumber ajaran akhlak Islam.
2.    Dapat mengetahui kedudukan dan keistimewaan Akhlak Islam.



 BAB II PEMBAHASAN


A.   Sumber Ajaran Akhlak Islam
Yang di maksud sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran islam, sumber akhlak adalah Al- Qur’an dan Sunnah bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.
Adapun penjelasan mengenai sumber ajaran Akhlak Islam yaitu:
1.     Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber akhlak yang sangat akurat, sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Ahzab 21:

ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  

Artinya :
“sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan Kedatangan Hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah.”
Al-qur’an juga sebagai sumber utama dan pertama bagi agama islam mengandung bimbingan, petunjuk penjelas dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Al-qur’an mengandung bimbingan tentang hubungan manusia dengan SWT., Tuhan Maha Pencipta, maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Sebagai contoh, Allah mengemukakan dalam Al-Qur’an tentang seseorang yang ingin memohon pertolongan, sebagaimana dalam QS. Al Baqarah : 45  :
Artinya :              
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
Allah juga menegaskan, bahwa manusia dalam kehidupannya mempunyai kedudukan yang sangat mulia, serta bentuk yang amat indah. Tetapi kelak akan dikembalikan pada keadaan yang amak buruk, kecuali orang yang beriman kepada Allah SWT.  dan beramal shaleh.
 Al-Qur’an juga sebagai sumber akhlak yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan manusia. Sebagai contoh ayat yang berkenaan dengan hubungan antar sesama manusia antara lain (QS. Muhammad :22) :
Artinya :
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”
Tentang hubungan manusia dengan alam lingkungan, Al-Qur’an juga memuat bimbingannya. Sebagaimana disebutkan dalam salah satu ayat(QS. Ar Rum: 41) :
AKIBAT YANG BURUK DAN YANG BERAKIBAT BAIK DARI PERBUATAN MANUSIA

Artinya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Berdasarkan ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak dalam islam yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam adalah sumber dari Al-Qur’anul Karim.
2.    Sunnah
Seorang mukmin yang memiliki budi pekerti yang baik adalah yang meneladani sikap dan sifat Nabi Muhammad SAW.

Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara’ (Al-Qur’an dan Sunnah) menilainya demikian. Kenapa sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah dan jujur misalnya dinilai baik? Tidak lain karena Syara’ menilai sifat-sifat itu baik. Begitu juga sebaliknya, kenapa pemarah, tidak bersyukur, dendam, kikir dan dusta misalnya dinilai buruk? Tidak lain karena Syara’ menilainya demikian.
Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk? Atau dengan ungkapan lain dapatkah ketiga hal tersebut dijadikan ukuran baik dan buruk?
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya (QS. Ar-Rum 30:30).

karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu merindukan dan mendambakan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan karena kebenaran itu tidak akan didapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak. Namun, fitrah manusia tidak selalu terjamin, dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar, kisahnya pengaruh pendidikan dan lingkungan. Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi melihat kebenaran. Oleh sebab itu, ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan sepenuhnya hanya kepada penilaian Syara’. Semua keputusan Syara’ tidak dapat bertentangan dengan hati nurani manusia karena kedua-duanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.
Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu keputusan yang diberikan akal hanya bersifat spekulatif dan subyektif.
Demikianlah tentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relative, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tentu tidak bias dijadikan ukuran. Hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yang biasa dijadikan ukuran.
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa ukuran yang pasti (tidak spekulatif), obyektif, komprehensif dan universal untuk menentukan baik dan buruk hanyalah Al-Qur’an dan Sunnah, bukan yang lain-lainnya.

B.   Kedudukan dan Kesitimewaan Akhlak Islam
Dalam keseluruhan ajaran  Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa nomor berikut ini:
1.  Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok Risalah Islam. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Baihaqi)

2.  Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam
Sehingga Rasulullah saw pernah mendefisinikan agama itu dengan akhlak yang baik (husn al-khuluk). Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW:
“Ya Rasulullah, apakah agama itu? Beliau menjawab: (Agama adalah) akhlak yang baik.”
Pendefisinian agama (Islam) dengan akhlak yang baik itu sebanding dengan pendefinisian ibadah haji dengan wukuf di ‘Arafah. Rasulullah saw menyebutkan, “Haji adalah Wukuf di Arafah.” Artinya tidak syah haji seseorang tanpa wukuf di Arafah.
3.  Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.
Rasulullah bersabda:
“Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkantimbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlak yang baik…” (HR. Tirmidzi).
Dan orang yang paling dicintai serta paling dekat dengan Rasulullah SAW nanti pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya. Abdullah ‘Umar berkata:



“Aku mendengar Rasululla saw bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan siapa diantara kalian yang paling aku cintai dan yang paling dekat tempatnya denganku nanti pada hari kiamat?” Beliau mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali. Lalu sahabat-sahabat menjawab: “Tentu ya Rasulullah.” Nabi bersabda:”Yaitu yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (HR. Ahmad)
4.  Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas imannya.
Hal ini dapat kita perhatikan dalam beberapa  hadist berikut ini:
a)    Rasulullah saw bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adlah yang baik akhlaknya.” (HR.Tirmidzi)
b)   Rasulullah saw bersabda:
“Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi satu, maka bilamana lenyap salah satunya hilang pulalah yang lain.”
(HR. Hakim dan Thabrani)
c)    Rasulullah saw bersabda:
“Demi Allah , dia tidak beriman! Demi Allah, dia tidak beriman! Demi Allah, dia tidak beriman!
Seorang sahabat bertanya:”Siapa dia(yang tidak beriman itu) ya  Rasulullah?
Beliau menjawab: Orang yang tetanggganya tidak aman dari keburukannya.”
(HR. Bukhari)
d)   Rasuullah saw bersabda:



“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Demikianlah nampak bagi kita dalam beberapa teks hadist di atas bahwa Rasulullah saw mengaitkan antara rasa malu, adab berbicara dan sikap terhadap tamu dan tetangga misalnya dengan eksistensi dan kualitas iman seseorang.
5.  Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT.
Misalnya shalat, puasa, zakat dan haji. Perhatikanlah beberapa nash berikut ini:
a)     Firman Allah SWT:
“…dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.”(QS.Al-‘Ankabut 29:45)
b)   Sabda Rasulullah saw:
“Bukanlah puasa itu hanya menahan makan dan minum saja tapi puasa itu menahan diri dari perkataan kotor dan keji. Jika seseorang mencaciatau menjahilimu maka katakanlah: Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR.Ibnu Khuzaimah)
c)    Firman Allah SWT:



“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…”(QS.At-Taubah 9:103)
d)   Firman Allah SWT:
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, mak tidak boleh rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh0 bebat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji…” (QS.Al-Baqarah 2:197)
Dari beberapa ayat dan hadist di atas dapat melihat adanya kaitan langsung antara shalat, puasa, zakat dan haji dengan akhlak. Seorang yang mendirdikan shalat tentu tidak akan mengerjakan segala perbuatan yang tergolong kei dan mungkar. Sebaba apalah arti shalatnya kalau dia tetap saja mengerjakan kekejian dan kemungkaran. Seorang yang benar-benar berpuasa demi mencari ridho Allah SWT, di samping menahan  keinginanya untuk makan dan minum, tentu juga akan menahandirinya dari segal kata-kata yang kotor dan perbuatan yang tercela. Sebab tanpa meninggalkan perbuatan yang tercela itu dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya rasa lapar dan haus semata. Begitu juga dengan ibadah zakat dan haji, dikaitkan oleh Allah SWT hikmahnya dengan aspek akhlak. Ringkasnya, akhlak yang baik adalah buah dari ibadah yang baik, atau ibadah yang baik dan diterima oleh Allah SWT tentu akan melahirkan akhlak yang baik dan terpuji.
6. Nabi Muhammad saw slalu berdoa agar Allah SWT membaikkan akhlak beliau.
Salah satu doa beliau adalah:
“(Ya Allah) tunjukilah aku (jalan menuju) akhlak yang baik, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk (menuju jalan) yang lebih baik selain Engkau. Hindarkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan aku dari akhlak yang buruk kecuali Engkau.” (HR.Muslim)
7. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak baik berupa perintah untuk berakhlak yang baik serta pujian dan pahala yang diberikan kepada orang-orang yang mematuhi perintah itu, maupun larangan berakhlak yang buruk serta celaan dan doa bagi orang-orang yang melanggarnya. Tidak diragukan lagi bahwa banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an tentang akhlak ini membuktikan betapa pentingnya kedudukan akhlak di dalam Islam.
Demikianlah antara lain beberapa hal yang menjelaskan kepada kita kedudukan dan keistimewaan akhlak di dalam Islam. Sebagai kesempurnaan hidup seorang manusia." Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada dan iringalah keburukan dengan kebaikan , kebaikan akan menghapuskanya dan jauhilah manusia dengan akhlak yang baik.









BAB III PENUTUP


A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah kami yg berjudul “Sumber Ajaran Akhlak, Jedudukan dan Keistimewaan Akhlak Islam” adalag sebagai berikut:
1.     Sumber akhlaq adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela
2.    Sumber akhlaq adalah Al-Qur’an dan Hadist, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.
3.    Didalam  islam,  akhlak itu mempunyai kedudukan yang tinggi sekali.
4.    Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rasulullah pernah mendefinisikan agama dengan akhlaq yang baik,

B.  Saran
Adapun saran dari makalah kami yg berjudul “Sumber Ajaran Akhlak, Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak Islam” adalag sebagai berikut:
1.     Hendaknya pembaca tidak sekedar mampu mengetahui Akhlak tersebut tapi juga harus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehar-hari.
2.    Sebaiknya buku mengenai Akhlak terutama mengenai sumber ajaran, kedudukan dan keistimewaan Akhlak Islam lebih diperbanyak lagi di perpustakaan.




DAFTAR PUSTAKA


diakses tanggal 12 Desember 2011





Tidak ada komentar:

Posting Komentar