BAB II
PEMBAHASAN
Pada
tahun 1967, seorang agen rahasia Inggris “dibekukan” sembari menunggu masa
depan yang akan datang dimana musuh bebuyutannya bangun dari tidur panjangnya
dalam kebekuan untuk kembali mengancam dunia. Masa itu tiba pada tahun 1997.
Agen rahasia itu dibangkitkan kembali setelah diawetkan dalam es selama 30
tahun untuk menyelamatkan dunia dari kahancuran.
Mungkin
Anda mengenali scenario di atas yang ada dalam film “Austin Powers:
International Man of Mystery”(1997). Ilmu pengetahuan yang mengilhami cerita
film itu benar-benar ada. Ilmu itu disebut kriogenika, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang terjadi pada materi pada suhu yang sangat rendah. Krionika
yaitu tehnik yang digunakan untuk mengawetkan tubuh manusia pada suhu yang
sangat rendah dengan harapan suatu hari dapat dibangkitkan kembali, sedang
dikembangkan saat ini. Krionika juga muncul dalam film seperti “Vanilla
Sky”(2001), “Sleeper”(1973) dan “A Space Odyssey”(1968). Gagasan di balik kronia adalah jika seseorang “mati”
akibat penyakit yang dideritanya, ia dapat dibekukan untuk kemudian
dibangkitkan kembali di masa depan saat teknologi pengobatan sudah dapat
menyembuhkan penyakitnya itu. Seseorang yang diawetkan sedemikian rupa
dikatakan berada dalam keadaan suspense krionika.
Untuk
memahami mengenai krionika, ingat kembali cerita dimana orang jatuh ke dalam
sebuah danau es dan terendam selama hampir 1 jam sebelum akhirnya diselamatkan.
Mereka yang selamat dapat bertahan hidup sedemikian rupa karena air es
menyebabkan raga mereka dalam keadaan semacam “mati suri” dengan memperlambat metabolisme
tubuh dan fungsi otak mereka hingga pada titik dimana mereka hampir tak
membutuhkan oksigen.
Krionika
bukanlah sekedar menghidupkan kembali seseoramg setelah ia jatuh ke dalam danua
es. Melakukan suspensi krionika kepada orang yang masih hidup adalah illegal. Orangyang
ingin menjalani suspense krionika harus terlebih dahulu dinyatakan mati secara
hukum yakni, jantungnya sudah berhenti berdetak. Namun jika ia sudah mati,
bagaimana mereka dapat dihidupkan kembali? Menurutnya para Ilmuwan yang mempraktikkan
krionika, “mati secara hukum” tidak sama dengan “mati total”. Mati total menurut mereka adalah keadaan
dimana seluruh fungsi otak berhenti. Mati
secara hukum terjadi saat jantung berhenti berdetak, namun beberapa fungsi
sel otak tetap bekerja, sehingga secara teoritis, orang dapat dibangkitakan
kembali di masa depan.
A.
Krionika
(Pembekuan Manusia) dalam Ilmu Fisika
Pada
hukum Termodinamika II, membatasi perubahan energy mana yang dapat berlangsung
dan perubahan energy mana yang tidak dapat berlangsung. Pembatasan ini dapat
dinyatakan dengan berbagai cara yaitu:
a. Rudolf
Clausius (1822-1888) menyatakan rumusan Claussius tentang Hukum Termodinamika
dengan pernyataan aliran kalor:
“Kalor
mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rebdah dan
tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”.
b. Hokum
II Termodinamika dinyatakan dalam entropi:
“Total
entropi jagat raya tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah
ketika proses ireversibel terjadi”.
c. Kelvin
dan Planck menyatakan rumusan yang setara sehingga dikenal rumusan
Kelvin-Planck tentang Hukum Termodinamika II tentang mesin kalor.
“Tidak
mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata
menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha
luar”.
Hukum
kedua termodinamika lahir ketika manusia mencoba memanfaatkan seluruh energi
yang disuplaikan ke dalam mesin agar bisa menghasilkan energi yang setara
antara yang masuk dengan keluarannya.
Era
industri, pada abad ke-18, merupakan awal mula pemikiran tentang efesiensi
kerja tersebut. Mesin-mesin yang diciptakan pada abad tersebut telah
mengantarkan pada permasalahan baru yakni mesin yang bekerja secara siklik,
artinya, akan kembali kekeadaan awal di mana setiap gerakan akan terjadi proses
yang benar-benar tak reversibel. Hal ini dikarenakan uap yang didinginkan dan
dibuang dari silinder pada akhir gerakan. Intinya, mesin mengambil energi panas
dari sumber panas, menggunakan sebagain energi ini untuk menghasilakn kerja
yang berguna, kemudian membuang sisanya melalui sumber yang lebih dingin
(lingkungan). Energi yang hilang tadi tidak dapat diambil kembali oleh mesin.
Sadi
Carnot, seorang perwira di korps insyiur angkatan darat Prancis di zaman
Napoleon, mencoba meningkatkan efisiensi kerja mesin, membuat model fungsi
kerja dengan sebuah proses kerja siklik yang diidealiasasi dan sekarang dikenal
dengan siklus karnot.
Dia
menyimpulkan bahwa kerugian energi yang dapat diambil tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya, walaupun mesin tersebut dirancang dengan sangat baik. Bahkan
sekalipun mesin tersebut bekerja dalam reversibel (yang perpindahan beban
luarnya terlalu lambat untuk kebutuhan praktis), efesiensinya tidak dapat
melampui batas dasar yang dikenal sebagai efesiensi termodinamik. Dengan
demikian dapat dikatakan tidak ada mesin yang seratus persen efisien.
Pernyataan
di atas seharusnya jangan hanya ditarik dalam ranah mesin semata karena
bagaimanapun juga hukum-hukum dibidang sains mempunyai korelasi dengan ranah
yang lain termasuk perilaku manusiapada era globalisasi sekarang ini dalam menciptakan
mesin untuk krionika (pembekuan manusia).
Kalor
dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan usaha
pada suatu system. Peralatan yang bekerja dengan cara seperti ini disebut mesin
pendingin contohnya kulkas dan alat yang digunakan krikonia.
a. T1
> T2
b. Q 2
= kalor yang diserap dari temperature
rendah
c. Q 1
= kalor yang diberikan pada temperature
tinggi
d. W = Q 1 - Q 2 = kerja atau usaha yang diperlukan
Ukuran
penampilan sebuah mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien daya guna
(koefisien performansi) yang diberi dengan lambang
Semakin tinggi nilai
maka semakin baik mesin pendingin. Maka, untuk
membuat alat yang digunakan dalam krikonia maka dibutuhkan nilai koefisien daya guna (
) yang semakin besar.
Dengan
menghubungkan Hukum Termodinamika II maka para ilmuwan dapat menciptakan suatu
alat untuk kegiatan krionika dimana tubuh orang tersebut akan dibungkus dalam
es dan diinjeksikan heparin (sejenis antikoagulan),untuk mencegah koagulasi
dalam perjalanan menuju fasilitas krionika.Setelah berada di fasilitas kriogenika,
tim krionika membuang air dari sel tubuh orang tersebut dan menggantinya dengan
campuran kimiawi berbasis gliserol yang disebut krioprotektan, tujuannya untuk
mencegah organ dan jaringan tubuh membentuk kristal es pada suhu yang sangat
rendah. Proses yang disebut vitrifikasi (pendinginan
tanpa pembekuan) ini menyebabkan sel tubuh dalam keadaan mati suri. Kemudian
tubuh orang tersebut didinginkan pada gumpalan es kering hingga mencapai suhu
-130°C (-202°F) dan selesai proses vitrifikasi. Kemudian diletakkan ke dalam
tangki logam yang besar berisi nitogen cair pada suhu sekitar -196°C (-320°F).
Tubuh disimpan dengan posisi kepala di bawah ,antisipasi jika terjadi kebocoran
tangki,otaknya masih terendam dalam nitrogen cair. Krionika ini biayanya sangat
mahal sekali.
Selain
dalam Hukum Termodinamika, dapat juga diadakan percobaan yaitu pada mayat
manusia dalam air dapat terapung karena massa jenis mayat manusia lebih kecil
daripada massa jenis air sehingga hanya sebagian volume pada mayat manusia yang
tercelup dalam air sehingga volume air
yang dipindhkan lebih kecil dari volume total pada mayat manusia.
B.
Krionika
(Pembekuan Manusia) dalam Ilmu Agama
Menjaga
keseimbangan antara jasmani dan rohani tak ubahnya sebuah sistem dalam materi
kimia sehingga keberadaanya bisa dikenakan hukum termodinamika. Hukum
termodinamika dalam konteks ini lebih mengacu ke masalah keadaan manusia yang
wujud eksistensinya terdiri dari ruh dan materi.
Komposisi
yang membentuk adanya "manusia' ini bila tak mendapat perhatian bisa
menyebabkan ketidakstabilan "diri". Dari ketidaksetimbangan inilah
yang memunculkan kekacuan manusia yang berefek pada kehidupan sosialnya.
Meskipun
manusia adalah makhluk yang diciptakan sebagai makhluk yang sempurna tetapi
perlu dketahui bahwa bahan dasar manusia adalah tanah. Manusia merupakan mahluk
yang berada di tengah-tengah tingkatan (derajat) makhluk Allah yaitu derajat
malaikat dan binatang. Keberadaan ini memungkinkan manusia bisa tergelincir ke
dalam tingkatan-tingkatan tersebut.
Bila
manusia bisa menjaga perilaku atau energi yang Allah berikan niscaya manusia
akan mencapai derajat 'malaikat" atau "ahsanu taqwim". Akan
tetapi jika sebaliknya manusia tak mampu mengendalikan energi tersebut berarti
manusia mengurangi nilai hakikat dirinya. Ini berarti hanya meningkatkan nilai
entropi kaadaannya. Hakikat dirinya sebagai makhluk "linuwih" nya
Allah mengalami distorsi menuju derajat binatang atau yang lebih rendah lagi.
Dengan
mamahami keadaan manusia, maka kita juga diharapkan bisa memahami mengapa harus
ada agama, nabi yang diutus?
Allah menyebutkan dalam firman-Nya bahwa rosul yang diutus-Nya tak lain berfungsi sebagai kontrol perilaku manusia agar tetap dalam di jalan lurus. Sedangkan "Noe" Sabrang, anak Cak Nun, mengatakan dengan bahasa yang berbeda: kitab suci diturunkan tak lain karena tingkat kengeyelan manusia sudah melampui batas wajar, layak perdebatan filasat yang diawali era Thales sampai era filasafat modern, yang terus mengusik antara akal, agama, sains dan hal lain, yang ujung-ujungnya tak mencapi titik sepakat bahkan terkesan saling meniadakan antara kebenaran akal dan agama, roh dan materi.
Allah menyebutkan dalam firman-Nya bahwa rosul yang diutus-Nya tak lain berfungsi sebagai kontrol perilaku manusia agar tetap dalam di jalan lurus. Sedangkan "Noe" Sabrang, anak Cak Nun, mengatakan dengan bahasa yang berbeda: kitab suci diturunkan tak lain karena tingkat kengeyelan manusia sudah melampui batas wajar, layak perdebatan filasat yang diawali era Thales sampai era filasafat modern, yang terus mengusik antara akal, agama, sains dan hal lain, yang ujung-ujungnya tak mencapi titik sepakat bahkan terkesan saling meniadakan antara kebenaran akal dan agama, roh dan materi.
Hal
yang lebih menarik adalah bahwa kiamat didukung
oleh Hukum II Termodinamika, atau yang juga dikenal sebagai Hukum Entropi.
Dalam Stephen Hawking, salah seorang Fisikawan kenamaan mengatakan
…if your theory disagrees with the
Second Law of Thermodynamics, it is in bad trouble. In fact, the theory that
the universe has existed forever is in serious difficulty with the Second Law
of Thermodynamics. The Second Law, states that disorder always increases with
time.
Hukum II Termodinamika, yang dianggap
sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa pada kondisi
normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung menjadi tak
teratur, terurai, dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau
mati, akan aus, rusak, lapuk, terurai dan hancur. Akhir seperti ini mutlak akan
dihadapi semua makhluk dengan caranya masing-masing dan menurut hukum ini,
proses yang tak terelakkan ini tidak dapat dibalikkan.
Namun kegitatan krionika yang
mengawetkan tubuh manusia pada suhu rendah dengan harapan suatu hari dapat
dibangkitkan kembali, banyak orang berpendapat bahwa hal tersebut dapat
dikatakan dengan “Mati Suri”. Hal ini
diperkuat sebagaimana pengertian dari Mati Suri.
Allah
berfirman:
QS Az Zumar – ayat 42 :
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah
jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang
lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
Qs Asy Syuura – ayat 44:
“Dan siapa yang
disesatkan Allah Maka tidak ada baginya seorang pemimpinpun sesudah itu. dan
kamu akan melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: “Adakah kiranya jalan untuk kembali
(ke dunia)?”
Rasulullah bersabda :
- Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)
- Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah.” Nabi Saw lalu bersabda: “Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul.” (HR. Ath-Thabrani)
Jika Allah mempunyai kehendak, tidak
ada satu makhlukpun maupun berkelompok yang bisa menghalangi. Allah mempunyai
ilmu yang luas dan manusia banyak keterbatasan dan kekurangannya.
Namun ada yang mengatakan bahwa kegiatan
krionika tidak berhubungan dengan Mati Suri sekalipun mempunyai pengertian yang
sama tetapi pada kegiatan krionika terjadi kesepakatan pada orang yang akan
melakukan krionika (kedua belah pihak) sedangkan pada Mati Suri merupakan
kehendak Allah dan tak ada yang dapat menghalangiNya serta tidak mengenal
adanya kesepakatan antara kedua belah pihak. Memang da juga kaitannya dengan
Mati Suri tapi itu hanya terjadi pada sel tubuhnya.
Dan memangterasa sangat masuk akal.
Dalam keseharian, kita mendapati bahwa tidak ada sesuatu pun yang abadi. Semua
hal, entah itu makhluk hidup atau mati, pada akhirnya akan menuju sebuah
kehancuran. Buah-buahan yang membusuk, besi yang berkarat, kayu yang lapuk. Dan
alam semesta ini, bukan sebuah pengecualian, semuanya tunduk pada sunatullah
ini. Bahkan, tanpa terjadinya benturan antar galaksi pun, Bumi ini akan hancur
dengan sendirinya. Lagi-lagi, masalahnya soal waktu saja.
C.
DAMPAK KRIONIKA(Pembekuan Manusia)
Oleh
karena itu, dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa krionika memiliki sisi
positif dan negatif yaitu:
1.
Dampak
negatif
Memang masuk akal dengan
adanya krionika karena kebanyakan manusia yang mengalami kegagalan fungsi hanya
pada satu organ tubuh ( tetapi berakibat fatal ) yang menyebabkan manusia
tersebut tidak dapat bertahan hidup lagi, maka didorong untuk explorasi ilmu
krionika tersebut, juga dimaksudkan agar
suatu saat jika teknologi sudah lebih maju, dapat mentransplantasi organ
tersebut, yang memungkinkan manusia untuk hidup kembali. Transplantasinya bisa
dari organ manusia yang lain atau dari organ buatan manusia sendiri. dengan
catatan jika sudah terjangkau oleh teknologi, tapi teknologi krionika ini
seperti melawan takdir Tuhan.
kalau teknologi ini udah bisa diterapin di kehidupan kita, maka semua filosofi tentang agama semakin tipis.
kalau teknologi ini udah bisa diterapin di kehidupan kita, maka semua filosofi tentang agama semakin tipis.
2.
Dampak
positif
Kita dapat mempelajari mengenai
kematian, dan rasa ketakutan dengan penyakit akan hilang. Namun semuanya
kembali padaNya, bahwa kita sebagai manusia hanya berusaha dan segala keputusan
berada di tanganNya, karena Dia Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatunya.
Oleh
karena itu, krionika sangat berhubungan dalam ilmu fisika terutama dengan Hukum
Termodinamika II dimana diciptakan krionika untuk menyembuhkan penyakit manusia
dengan mengawetkan tubuhnya dan dibangkitkan kembali apabila sudah ditemukan
obat dari penyakit tersebut dengan menggunakan suhu rendah sehingga sel-sel
tubuhnya mati suri.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan
dari penulisan karya tulis ini, yaitu:
1. Krionika
adalah teknik yang digunakan untuk mengawetkan tubuh manusia pada suhu yang
sangat rendah dengan harapan suatu hari dapat dibangkitkan kembali.
2. Pada
hukum Termodinamika II, membatasi perubahan energi mana yang dapat berlangsung
dan perubahan energi mana yang tidak dapat berlangsung.
3. Dampak
positif dari krionika adalah kita tidak perlu takut lagi dengan penyakit yang
menyerang kita dan dampak negatifnya adalah teknologi krionika melawan takdir
Tuhan, kalau teknologi ini sudah bisa diterapin di kehidupan kita, maka semua
filosofi tentang agama semakin tipis.
B.
SARAN
Adapun
saran dari penulisan karya tulis ini yaitu:
1. Dalam melakukan
penulisan karya tulis ilmiah, sebaiknya memperhatikan struktur penulisan karya
tulis ilmiah sehingga tercipta karya yang lebih baik.
2. Sebaiknya
penulis menggunakan pola hidup sehat agar tidak mudah terkena penyakit.
3.
Sebaiknya sebelum menyusun karya ilmiah hendaknya
mencari literatur yang mendukung dan akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Foster, Bob. 2005. Terpadu Fisika SMA Untuk Kelas XI.
Bandung: Erlangga.
Tim Pengajar. 2008. Materi Perkuliahan Fisika Dasar.
Makasaar: Universitas Negeri Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar