BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Struktur Aljabar
merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu
operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang peranan
penting dalam struktur aljabar karena dapat membentuk suatu konsep baru yang
disebut modul.
Gagasan utama dalam
mempelajari Struktur Aljabar adalah salah satunya mengenai “Koset”. Namun,
sekarang ini masih banyak yang belum memahami koset secara sepenuhnya termasuk
dalam meninjau dari berbagai aspek, sehingga kaitan antara Defenisi, Teorema,
dan penggunaannya dalam menyelesaikan masalah belum nampak jelas.
Oleh karena itu,
kami mencoba membahas secara lebih mendalam mengenai “Koset” yang disertai
dengan pembuktian dan contoh dari beberapa
Teorema agar dapat lebih mudah mengetahui konsep yang dikandung dalam
teorema tersebut.
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah
pemahaman mengenai koset?
2. Sejauhmanakah keterkaitan
koset dengan teorema lagrange?
3. Sejauhmanakah keterkaitan
koset dengan subgrup normal?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk memahami
mengenai koset.
2. Untuk memahami keterkaitan
koset dengan teorema lagrange.
3. Untuk memahami keterkaitan
koset dengan subgroup normal.
D.
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah yang kami buat adalah
sebagai berikut.
1. Dapat memahami
mengenai koset.
2. Dapat memahami keterkaitan
koset dengan teorema lagrange.
3. Dapat memahami keterkaitan
koset dengan subgroup normal.
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Koset
Misalkan H adalah sebuah Subgrup dari
sebuah Grup Grup G. Akan kita definisikan Koset kanan (kiri) dari H.
Deflnlsl 2.10 (Koset)
Misalkan
a ada1ah sembarang elemen dari G. Himpunan
Ha
={ha: h e H}
disebut
Koset Kanan dari H. Analog dengan itu,
aH
={ah: h e H} disebut Koset Kiri dari H. .
Berkaitan
dengan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa:
Jika (G,
) merupakan grup dan H
subgroup dari G. misalkan a
G sebarang, maka koset kanan H ditulis H
a = {h
a : h
H} dan koset kiri H ditulis a
H = { a
h : h
H}.
Berdasarkan
pendefinisian koset di atas, patut dipertanyakan “Apakah setiap grup H dari
suatu grup G, selau mempunyai koset kiri atau koset kanan?”. Untuk menjawab
pertanyaan ini, kita ambil e
G, dengan e unsur
identitas di G, maka
He = { he : h
H } = { h : h
H } = H
Dan eH = { eh : h
H } = { h : h
H } = H
Ini berarti H merupakan
koset kiri dan koset kanan dari dirinya sendiri di G yang dibangkitkan oleh e.
juga sebelumnya telah ditunjukkan bahwa jika H subgroup dari grup G, dan e
unsure identitas di G, maka e juga merupakan unsure identitas di H. karena e
H maka ea
Ha, akibatnya a
Ha, dan juga ae
aH.
Hal ini menunjukkan
pada kita, bbahwa koset kanan Ha paling sedikit mempunyai satu anggota yaitu a,
demikian juga koset kiri aH. Akibatnya baik koset kanan maupun koset kiri tidak
kosong. Pertanyaan selanjutnya, apakah aH = Ha? Untuk menjawab pertanyaan ini,
perhatikan
contoh berikut.
contoh berikut.
Contoh 5.1
Misalkan G = {1,-1,I,-i}
Defenisi
operasi perkalian (x) pada G,
Maka
(G,x) membentuk grup.
Ambil H = {-1,1}, jelas H
G dan (H,x) meru[akan
grup. jadi H subgrup dari G.
Selanjutnya perhatikan
koset kanan dan koset kiri dari H berikut ini:
1 × H = {-1,1} = H H × 1 =
{-1,1} = H
-1 × H =
{1,-1} = H H ×-1 = {1,,-1} = H
1 × H = {-i,i} H
× i = {-I,i}
-1 × H =
{i.-i} H ×-i = {i,-i}
Contoh di atas koset
kiri sama dengan koset kanan.
Contoh 5.2
Misalkan
S = {a,b,c}
Bentuk grup
simetri
, yaitu semua permutasi yang didefenisikan pada S, maka
dapat dinyatakan sebagai
berikut:
=
dengan,
=
,
=
,
=
=
,
=
,
=
Misalkan H = =
, maka H merupakan subgroup dari
(kenapa)? Selanjutnya
jika kita ambil
maka
◦
= {
◦
,
◦
} =
, dan
◦ H = {
◦
,
◦
} =
Jelas dalam kasus ini H
◦
◦ H.
Berdasarkan pada
contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa jika H subgroup dari grup G, dan
a
G sebarang maka koset
kanan dan koset kiri yang dibangkitkan a, umumnya tidak sama, atau aH ≠ Ha.
Pertanyaan selanjutnya, adalah sifat apa yang harus dipenuhi oleh G supaya aH =
Ha? Berikut ini akan dibahas, beberapa sifat
dari koset yang masing-masing disajikan dalam bentuk teorema
Beberapa sifat dari koset yang masing-masing
disajikan dalam bentuk teorema sebagai berikut:
Jika h
anggota sebarang dari H, dan H merupakan subgroup dari grup G, maka Hh = H
dan hH = H.
|
Teorema 5.1
5.1
|
Bukti:
Karena H subgroup dari grup G, maka jelas H ≠ ø.
Ambil h
H sebarang.
Akan
ditunjukkan Hh = H dan hH = H
Untuk
itu ambil sebarang x
Hh.
Maka
x dapat ditulis dalam bentuk:
x
= h’h untuk suatu h’
H
diketahui
H subgroup dan h
H, h’
H.
akibatnya h’h
H atau x
H, ini menunjukkan
Hh
⊂ H …
(i)
Selanjutnya ambil sebarang y
H
Pandang y = ye, dimana e unsur identitas
di H
= y(h-1h) [h
H h-1h = e]
=
(yh-1)h [assosiatif]
Karena y
H, h
H, maka y
H, h-1
H
Akibatnya yh-1
H. tetapi y = (yh-1)h
Maka y
Hh. Hal ini menunjukkan
bahwa:
H
Ha … (ii)
Dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa Hh =
H
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan
hH = H.
Contoh
5.3
Perhatikan
kembali Contoh 5.1, yaitu G =
{1,-1,i,-i} dan (G,x) membentuk grup, H= {-1,1}, merupakan subgroup G.
Selanjutnya, ambil -1,1
H maka
1
× H = {-1,1} = H H × 1 = {-1,1} = H
-1
× H = {1,-1} = H H ×-1= {1,-1} =
H
Misalkan H subgroup sebarang dari grup G dan
a,b anggota sebarang dari G, maka
(i)
Ha = Hb
jika dan hanya jika ab-1
H
(ii)
aH = bH jika dan hanya jika b-1a
H
|
Teorema 5.2
|
Bukti:
i.
Teorema
5.2.1
Ã
Bukti dari kiri ke
kanan
Misalkan H subgroup dari grup G
Ambil sebarang a,b
G sedemikian sehingga Ha
= Hb
Karena e
H (e unsure identitas)
maka
ae
Ha atau a
Ha
dari hipotesis
diketahui Ha = Hb. Akibatnya diperoleh
Ha = Hb
a
Hb [ karena a
Ha dan Ha = Hb]
ab-1
(Hb)b-1
ab-1
H(bb-1)
ab-1
He
ab-1
H [ karena He = H]
Ã
Bukti dari kanan ke
kiri
Misalkan
ab-1
H, akan ditunjukkan Ha =
Hb,
Untuk itu diperhatikan :
ab-1
H
Hab-1 = H [dari Teorema 5.1]
Hab-1b = Hb
Hae =
Hb
Ha = Hb
dengan demikian disimpulkan,
Ha = Hb jika dan hanya jika ab-1
H.
ii.
Teorema
5.2.2
Ã
Bukti dari kiri ke
kanan
Misalkan H subgroup dari grup G
Ambil sebarang a,b
G sedemikian sehingga aH
= bH
Karena e
H (e unsure identitas)
maka
ea
Ha atau a
Ha
dari hipotesis
diketahui aH = bH. Akibatnya diperoleh
aH = bH
a
bH [ karena
a
Ha dan Ha = Hb]
b-1a
b-1(bH)
b-1a
(b-1b)H
b-1a
(bb-1)H
b-1a
eH
b-1a
H [ karena eH = H]
Ã
Bukti dari kanan ke
kiri
Misalkan
b-1a
H, akan ditunjukkan aH = bH,
Untuk itu diperhatikan :
b-1a
H
b-1aH = H [dari Teorema
5.1]
bb-1aH = bH
eaH = bH
aH =
bH
dengan demikian disimpulkan,
aH = bH jika dan hanya jika b-1a
H.
Untuk
sebarang dua koset kanan (kiri) subgroup berlaku salah satu sifat berikut:
(i)
Keduanya
saling lepas atau (ii) keduanya sama
|
Teorema 5.3
|
Bukti:
Misalkan H subgroup dari grup G, dan juga misalkan Ha
dan Hb merupakan koset kanan dari H yang masing-masing dibangkitkan oleh a dan
b.
Akan
ditunjukkan bahwa salah satu berikut ini yang berlaku Ha Ç Hb = ø atau Ha = Hb
Untuk
itu jika dimisalkan Ha Ç Hb ≠ ø, maka harus ditunjukkan
bahwa Ha = Hb. Demikian juga sebaliknya jika Ha ≠ Hb maka haruslah Ha Ç Hb = ø.
Berikut
ini salah satunya akan ditunjukkan, yaitu:
Misalkan
Ha Ç Hb ≠ ø.
Ambil
x
Ha Ç Hb, ini berarti
x
Ha dan x
Hb,
Sehingga
x dapat dinyatakan sebagai berikut:
X =
a =
b untuk suatu
H dan
H.
Karena
a =
b
b =
-1 (
a)
b =(
-1
) a
Hb = H(
-1
) a
Hb = (H
-1
) a
Hb = Ha [karena
-1
H
H
-1
= H].
Ini berarti dala kasus Ha Ç Hb ≠ ø maka Ha
dan Hb sama.
Sebaagi latihan diharapkan pembaca untuk menunjukkan bahwa
jika Ha ≠ Hb, maka Ha Ç Hb = ø .
Defenisi 5.4
Misalkan G grup dan H subgroup dari G, maka
untuk sebarang a, b
G dikatakan a kongruen b modulo H ditulis
a
b (mod H) didefenisikan a
b (mod H) jika dan hanya jika ab-1
H
|
Misalkan H subgroup dari G, dan
didefenisikan relasi kongruen modulo H, yaitu a
b (mod H) jika dan hanya jika ab-1
H
a, b
G, maka relasi tersebut merupakan relasi
ekuivalen.
|
Teorema 5.5
|
Bukti:
Misalkan
H subgroup dari grup G.
Ambil
sebarang a,
b
G, kemudian didefenisikan
a
b (mod H)
ab-1
H
relasi di atas
memenuhi sifat berikut.
i.
Refleksif
Misalkan a
G sebarang. Karena H
subgroup dari G,
Maka aa-1 = e
H,
a
G. sesuai dengan defenisi
relasi di atas diperoleh a
a (mod H)
a
G.
Jadi,
relasi
memenuhi sifat refleksif.
ii.
Simetri
Misalkan a, b
G sebarang dengan a
b (mod H).
Ini berarti bahwa jika a
b (mod H) maka ab-1
H
H [ karena H
subgroup ]
ba-1
H
b
a (mod H)
Jadi, relasi
memenuhi sifat simetri.
iii.
Transitif
Misalkan a, b, c
G sebarang dengan a
b (mod H) dan b
c (mod H). Akan
ditunjukkan a
c (mod H).
Karena a
b (mod H) maka ab-1
H.
Demikian jga, karena b
c (mod H) maka bc-1
H.
Karena H subgroup dan ab-1 ,
bc-1
H, maka (ab-1
)(bc-1 )
H
atau a(b-1b)c-1
H. karena (b-1b)
= e maka aec-1
H ( e unsure identitas).
Jadi, ac-1
H atau dengan kata lain a
c (mod H).
Hal ini menunjukkan bahwa relasi
memenuhi sifat transitif.
Karena ketiga sifat di atas dipenuhi oleh
relasi “kongruen mod H” maka relasi
tersebut merupakan relasi ekuivalen.
Telah ditunjukkan di atas bahwa jika H subgroup dari grup G, dan
relasi “kongruen mod H” yang
didefenisikan,
a
b (mod H)
ab-1
H,
a,b
G
merupakan
relasi ekuivalen, maka relasi kongruen tersebut akan membagi G dalam
kelas-kelas saling lepas, atau dengan kata lain relasi kongruen akan membagi G
menjadi beberapa partisi yang berbeda.
Untuk memahami lebih mendalam pengertian
partisi yang diakibatkan oleh relasi “kongruen
mod H” di atas, berikut ini akan ditunjukkan bahwa kelas ekuivalen yang
ditentukan oleh a
G (ditulis [a]) sama dengan koset kanan
Ha.
Sesuai dengan defenisi
[a] = { x
G : x
a (mod H)}
Akan ditunjukkan bahwa [a] = Ha
Untuk itu, ambil x
[a] sebarang
x
[a]
x
a (mod H)
x a-1
H
x a-1 a
Ha
x
Ha ini berarti: [a] ⊆ Ha … (i)
Selanjutnya ambil
sebarang y
Ha
y
Ha
y a-1
Haa-1
y a-1
He
y a-1
H
y
a (mod H)
x
[a]
Ini berarti Ha ⊆ [a]
Dari (i) dan (ii)
disimpulkan bahwa:
[a] = Ha
Relasi ekuivalen
menempatkan G ke dalam kelas-kelas yang saling lepas, maka G merupakan gabungan
dari semua kelas-kelas ekuivalen yang ditentukan oleh anggota dari G. tetapi
setiap kelas ekuivalen yang ditentukan oleh anggota dari G sama dengan koset
kanan yang dibangkitkan oleh anggota tersebut. Juga telah ditunjukkan bahwa
koset kanan tidak kosong dan tiap dua koset kanan, akan saling lepas atau akan
sama yang satu dengan lainnya, maka G juga akan merupakan gabungan dari semua
koset kanan yang berbeda dari H di G.
Jika H
subgroup dari G, maka terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan emua
koset kiri yang berbeda dari H dengan himpunan semua koset kanan yang
berbeda dari H.
|
Teorema 5.6
|
Bukti:
Misalkan: G’
adalah himpunan semua koset kiri dari H dan
G’’
adalah himpunan semua koset kanan dari H
Bentuk pengaitan, f : G’
G’’
Definisikan f(aH) = Ha-1 ,
a
G’
(i)
f suatu fungsi
(ii)
f satu-satu
(iii)
f onto (pada)
Jika H subgroup dari grup terhingga G, maka banyaknya koset
kanan (kiri) yang berbeda dari H, sama dengan banyaknya koset kiri (kanan) yang
berbeda dari H. hal ini merupakan akibat dari Teorema
5.6.
Defenisi 5.7
Jika H subgroup dari grup terhingga
G, maka banyaknya koset kanan (kiri) yang berbeda dari H, dikatakan indeks
dari H di G dan dilambangkan oleh [G : H].
|
B.
Keterkaitan Koset dengan Teorema Lagrange
Suatu pedoman yag sering digunakan untuk menentukan
banyaknya subgroup yang berbeda dari suatu grup terhingga, yaitu banyaknya
anggota dari subgroup selalu membagi banyaknya anggota dari grupnya. Teorema
tersebut dikenal sebagai Teorema
Lagrange berikut.
Jika G grup
terhingga dan H subgroup dari G maka
(H) |
(G) (order H membagi order G)
|
Teorema
5.8
|
Bukti:
Misalkan G grup terhingga dan H subgroup dari G.
Maka jelas H juga tergingga.
Sebut
(H) = m dan
(G) = n
Karena
(H) = m, maka H mempunyai m anggota yang berbeda.
Tulis
m anggota dari H tersebut, yaitu h1, h2, h3,
…, hm
Oleh
karena itu, untuk sebarang a
G, koset kanan Ha yaitu:
Ha = { h1a, h2a, …, hma}
Jelas
hia ≠ hja untuk i ≠ j.
(karena
jika diandaikan hia=hja,
maka hokum pencoretan kanan memberikan hi=hj, yang
kontradiksi dengan asumsi bahwa hi ≠ hj untuk i ≠ j).
Jadi,
Ha mempunyai m anggota yang berbeda.
Sehingga
setiap koset dari H di G memuat m anggota yang berbeda.
Selanjutnya
, misalkan G memuat k koset kanan yang berbeda itu.
Akibatnya
k koset kanan akan mempunyai mk anggota yang berbeda.
Oleh
karena itu, G mempunyai mk anggota, dengan kata lain:
(G) = mk
atau n =
mk
atau
= k
atau
= k
ini berarti
(H) membagi
(G).
Karena n = mk, maka
= m atau
= m, akibatnya indeks
subgroup dari grup terhingga, membagi orde grup tersebut.
Kebalikan Teorema
Lagrange tidak selalu benar, dalamarti jika
(G) = n dan ada m bilangan bulat positif sehingga m|n (m membagi
n) tidak selamanya ada subgroup H dari G dengan
(H) = m.
Contoh 5.4
Pandang
grup simetri P4 yaitu semua permutasi berderajat 4. Maka
(P4) =4!=24.
Misalkan
A4 grup permutasi genap yang berderajat 4 maka,
(A4) =
=
= 12
Sekarang
ambil 6 adalah bilangan bulat positif, jelas 6 membagi 12 tetapi tidak ada
subgroup proper dari yang A4 yang berorde 6.
Jika G suatu grup terhingga maka t(a) |
(G),
a
G
|
Akibat
5.9 (Akibat Teorema Lagrange)
|
C.
Keterkaitan Koset dengan Subgroup Normal
Telah diuraikan sebelumnya bahwa jika G suatu grup dan H subgroup dari G
dan
a
G. aH dan Ha
masing-masing dikenal sebagai koset kiri dan koset kanan. Juga telah
ditunjukkan oleh beberapa contoh bahwa tidak selamanya koset kiri sama dengan
koset kanan. Dalam kasus koset kiri sama dengan koset kanan maka subgroup
tersebut dikaatakan subgroup normal.
Defenisi
5.10
Misalkan G grup dan H subgroup dari G, H disebut
subgruo normal jika koset kiri dari H sama dengan koset kanan dari H di G.
|
Berdasarkan dengan defenisi di atas, dapat dituliskan
bahwa, H subgroup normal jika dan hanya jika xH = hx,
x
G.
Contoh 5,.5
Misalkan G grup
komutatif, dan H subgroup sebarang dari G, maka H normal karena
x
G berlaku
xH = {xh : h
H}
= {hx : h
H} [karena G komutatif, dan x, h h
G]
= Hx
Contoh 5.6
a.
Misalkan G grup, maka
x
G berlaku:
xG = Gx = G ini berarti, bahwa:
G merupakan subgroup normal dari G.
b.
Pandang H = {e} dimana e identitas di grup G jelas H subgroup
dari G dan
x
G, xH = Hx = {x}.
Jadi, H juga subgroup normal dari G.
Contoh 5.6 di atas
menunjukkan bahwa jika G grup maka G dan {e} selalu merupakan subgroup normal
dari G. Dalam hal ini G dan {e} disebut subgroup normal trivial (subgroup
normal taksejati).
Defenisi
5.11
Suatu grup dinamakan grup Hamilton jika setiap
subgrupnya normal.
|
Defenisi
5.12
Suatu grup
tanpa grup noemal sejati
(nontrivial) dinamakan grup sederhana.
|
Defenisi
5.12 di atas dapat diartikan sebagai berikut.
G grup sederhana jika dan hanya jika G tidak mempunyai subgroup normal
selain G dan {e}.
Contoh 5.7
Teorema
5. 13
|
Suatu subgroup H dari
grup G adalah normal jika dan hanya jika xHx-1 ⊆ H,
x
G
|
Bukti:
à Bukti dari kiri ke kanan
Misalkan
H subgroup normal dari grup G,
maka
xH = Hx
x
G
pandang xH = {xh :
h
H}
Hx = {hx : h
H}
jika
xh
xH dan hx
Hx, maka xh = h0
x untuk suatu h0
H.
ambil
sekarang y
xHx-1 maka y =
(xh) x-1 untuk suatu h
H.
xh
xH = Hx
y =
(xh) x-1
=
(h0 x) x-1
=
h0 (xx-1)
=
h0e = h0
H
Karena pengambilan y sebarang di xHx-1, maka xHx-1
⊆ H
à Bukti dari kanan ke kiri
Misalkan
H subgroup dari grup G dan mememuhi
xHx-1 ⊆ H
x
G
akan ditunjukkan H normal.
Ambil sekarang x
G, h
H.
Pandang xh
xH dan xh = (xhx-1)
x.
Karena xhx-1
xHx-1⊆
H,
maka
xhx-1 = h0
H untuk suatu h0
H.
akibatnya xh = h0 x
Hx
jadi xH ⊆ Hx …
(i)
selanjutnya, ambil sekarang y
Hx, maka
y = hx, untuk suatu h
H
y = hx = x(x-1hx).
Karena (x-1hx)
x-1Hx ⊆
H,
Maka x-1hx = h0, untuk suatu h0
H
Akibatnya y = hx = x(x-1hx) = x h0
xH
Jadi Hx ⊆
xH …
(ii)
Dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa xH = Hx,
x
G.
Berdasarkan Defenisi 5.10, maka H subgroup normal di G.
Misalkan G grup dan N subgroup dari G, N normal jika
dan hanya jika gNg-1 = N
g
G.
|
Akibat 5. 14
|
Jika G grup dan N subgroup normal dari G
maka pernyataan berikut ekuivalen:
(i)
Ng = gN,
g
G
(ii)
gNg-1 ⊆ N,
g
G
(iii)
gNg-1 =
N,
g
G.
Jika N subgroup normal dari grup G dan K subgroup dari
G sehingga N ⊆ K ⊆ G, maka N
juga subgroup normal dari K.
|
Teorema
5. 15
|
Bukti:
Karena N subgroup
normal dari grup G, maka jelas N subgroup G.
Dengan demikian
N, K masing-masing subgroup dari G.
Karena N ⊆ K maka N
merupakan subgroup dari K.
Perlu ditunjukkan
bahwa N normal di K.
Untuk itu, ambil
sebarang k
K
Karena k
K dan K ⊆ G maka k
G.
Akibatnya kNk-1
N, (karena N normal di
G).
Hal ini menunjukkan kNk-1
⊆
N
k
K
Dengan demikian,
berdasarkan Teorema
5. 13.
Disimpulkan bahwa N
merupakan subgroup normal dari K.
Jika N, M subgroup normal dari grup G dengan N
M = G dan N Ç M = {e} maka G grup komutatif (e
identitas di G).
|
Teorema
5. 16
|
Bukti:
Ambil n, m sebarang
dengan n
N, m
M.
Karena N⊆ G dan M ⊆ G, maka n, m
G.
Akan ditunjukkan bahwa
nm = mn
Untuk itu, pandang N
subgroup normal dari G,
Dan n
N, m
M ⊆ G,
Maka mnm-1
N …
(i)
Selanjutnya pandang M subgroup normal dari G,
Dan m
M, n
N ⊆ G,
Maka nmn-1
M. …
(ii)
Perhatikan nmn-1m-1 = n(mn-1m-1)
= (nmn-1)m-1 …
(iii)
Dari (i) mnm-1
N dan n
N, maka n(mn-1m-1)
N … (iv)
Dari (ii) nmn-1
M dan m-1
M, maka (nmn-1)m-1
M … (v)
Gunakan kenyataan (iv) dan (v) disimpulkan bahwa:
nmn-1m-1
N Ç M = {e}.
Jadi, nmn-1m-1 = e atau nm = mn,
n, m
G.
Dengan kata lain G merupakan komutatif.
Bebearapa sifat
subgroup normal dari suatu grup telah diberikan di atas, dan berikut ini akan
dimanfaatkan sifat tersebut untuk koleksi dari semua koset kiri dari subgroup
normal. Misalkan N subgroup normal N dari G. maka koset kanan Ng dan koset kiri
gN sama. Jadi untuk subgrupnormal tidak ada perbedaan antara koset kiri dengan
koset kanan.
Bentuk himpunan G/N =
{Ng : g
G} yaitu himpunan semua
koset dari subgroup normal N di G. maka G/N memenuhi sifat-sifat sebagai
berikut:
(i)
jelas G/N ≠ ø
(ii) akan ditunjukkan G/N tertutup.
Ambil
sekarang x, y
G/N
x = Na untuk
suatu a
G
y = Nb untuk
suatu b
G
xy = (Na) (Nb) =
N (aN) b
=
N (Na) b [karena aN = Na]
=
(NN) ab
=
Nab [N subgroup, NN = N]
Karena a, b
G dan G grup maka ab
G.
Dengan demikian xy
G/N, ini berarti G/N
tertutup.
(iii) Akan ditunjukkan G/N assosiatif
Jika kita ambil Na, Nb, Nc anggota
sebarang dari G/N,
Maka {(Na)(Nb)}(Nc) = (Nab)(Nc)
=
N(ab)c
=
Na(bc)
=
Na(Nbc)
=
(Na){(Nb)(Nc)}.
Ini berarti perkalian koset bersifat
assosiatif atau G/N memenuhi sifat
assosiatif.
(iv) Akan ditunjukkan, ada
unsure identitas.
jika kita pilih e
G, unsur identitas di G,
maka
Ne = N
G/N
Untuk sebarang Na
G/N berlaku
(Na) (Ne) = Nae = Na
Dan (Ne) (Na) = Nea = Na
Jadi (Na) (Ne) = (Ne) (Na) = Na,
Na
G/N
Ini berarti Ne = N merupakan identitas di
G/N
(v) Setiap anggota
mempunyai invers di G/N
Ambil sekarang Ng
G/N,
Maka Ng-1
G/N [karena
g
G maka g-1
G]
Dan memenuhi:
(Ng) (Ng-1) = Ngg-1
= Ne = N
Dan
(Ng-1) (Ng) = Ng-1g = Ne = N
Jadi invers dari ng adalah Ng-1
G/N.
Dari
uraian (i) - (v) di atas dapat disimpulkan bahwa:
G/N
= {Ng : g
G} membentuk grup
terhadap perkalian koset.
Defenisi 5. 17
Misalkan N subgroup normal dari grup
G, dan G/N = {Ng : g
G} dengan perkalian
koset membentuk grup. G/N disebut grup faktor (Grup Quotient) dari G atas
N.
|
Contoh 5.8
Misalkan Z= himpunan
bilangan bulat.
(Z, +) membentuk grup.
Ambil sebarang m
Z, dan bentuk H = (ma : a
Z)
Dapat ditunjukkan
bahwa, H merupakan subgroup normal dari Z. selanjutnya jika kita ambil sebarang
a
Z, maka menurut algoritma
pembagian, hubungan bilangan bulat m dan a adalah:
A = mq + r dimana 0 ≤r
< m, untuk suatu q, r
Z.
Tinjau kasus demi kasus
untuk r sebagai berikut:
Kasus I. untuk r = 0 maka a mq
Akibatnya,
a + H = mq + H [karena
mq
H
mq + H =H]
jadi,
a + H = H untuk a = mq.
Kasus II. Untuk r = 1, maka a = mq + 1
dalam kasus ini:
a + H = (mq + 1) + H =
(mq + H) + (1 + H)
= H + (a + H)
= 1 + H [(H
+ (1 +H) = (0+H) + (1+H) = (1+H)]
Jadi, a+H = 1+H untuk a = mq +1
Selanjutnya dengan cara
yang sama diperoleh:
a+H
= 2+H untuk a =
mq+2
a+H
= 3+H untuk a =
mq+3
… .
… …. …= … ..+ …
a+H
= (m-1)+H untuk a =
mq+(m-1).
Jadi,
koset-koset yang berbeda dari H di Z adalah
H,
1+H, 2+H, 3+H, …, (m-1)+H.
Dengan
demikian grup faktor
Z/N
= {H, 1+H, 2+H, …, (m-1)+H}
Jika H
subgroup normal dari grup hingga G, maka berlaku
(G/H) =
|
Teorema
5.18
|
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah yang kami buat adalah
sebagai berikut:
1.
Koset kanan Ha maupun koset kiri aH memiliki paling
sedikit satu anggota sehingga baik dari koset kanan maupun koset kiri tidak
kosong,
2. Jika H subgroup dari
grup terhingga G, maka banyaknya koset kanan (kiri) yang berbeda dari H, sama
dengan banyaknya koset kiri (kanan) yang berbeda dari H. hal ini merupakan
akibat dari Teorema 5.6.
3. Teorema lagrange adalah
banyaknya anggota dari subgroup selalu membagi banyaknya anggota dari grupnya.
4. Jika koset kanan sama dengan koset kiri maka
subgroup tersebut dinamakan subgroup normal.
B. Saran
Adapun saran dari
makalah yang kami buat adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya
pembaca tidak sekedar mampu mengetahui dan mengaplikasikan Teorema Koset dalam
Struktur Aljabar tapi mereka harus mengetahui tentang bagaimana proses
ditemukannya atau dalam artian sejarahnya
2.
Sebaiknya buku mengenai Struktur Aljabar terutama mengenai
koset lebih diperbanyak lagi di perpustakaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, Juniati dkk. “Koset Dan Teorema Lagrance “. 2010. http://www.scribd.com/scribd101. (23 april 2011).
Noname. “Bab 2 Grup dan Semi grup”. http://www.linkpdf.com/ebookviewer.php?url=http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_struktur_diskrit/bab2-grup_dan_semigrup.pdf.
(28
april 2011).
Tahmir, Suradi. 2004. “Teori Grup”. Makassar: Andira
Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar