ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran-aliran pendidikan
telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan
dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik
dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno
sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun
aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan
di Indonesia.
A. ALIRAN
KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
1. Aliran-aliran
Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di
Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Tokoh
aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun
1632-1704.Aliran
empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan
sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.
Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa
dalam bentuk pendidikan.
Kelemahan
aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang
dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan
berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.
b. Aliran Nativisme
Tokoh
aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada
tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan
oleh faktor bawaan sejak lahir.Aliran
Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan
oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh
terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau
berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik.
Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan
yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu. Aliran
Naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat
paedosentris; artinya, faktor kemampuan individu anak didik menjadi pusat
kegiatan proses belajar-mengajar.
d. Aliran Konvergensi
Tokoh
aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang
hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi
dari aliran Nativisme dan Empirisme.Ia berpedapat
bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada
waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan
sesuai untuk perkembangan anak itu.
e.
Aliran Progresivisme
TokohaliranProgresivismeadalah
John Dewey.Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan
yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan,
ataupun masalah-masalah yang bersifatmengancamdirinya.Sehubungandenganhaltersebutaliraninitidaksetujuadanyapendidikan
yang
bercorakotoriterkarenadiperkirakanmempunyaikesulitanuntukmencapaitujuan.Aliraniniberpendapatbahwapengetahuan
yang benarpadamasakinimungkintidakbenar di
masamendatang.Pendidikanharusterpusatpadaanakbukannyamemfokuskanpada guru
ataubidangmuatan.
f. Aliran
Esensialisme
Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat
idealisme dan realisme. Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat eklektik.
Artinya, dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang
berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat
mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang
menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan.
g. Aliran
Perenialisme
Tokoh aliran Perenialisme adalah Plato, Aristoteles, dan
Thomas Aquino. Perenialisme memandang bahwa kepercayaan aksiomatis zaman kusno
dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang. Pandangan
aliran ini tentang pendidikan adalah belajar untuk berpikir. Oleh sebab itu,
peserta didik harus dibiasakan untuk berlatih berpikir sejak dini.Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan
progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan
dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan
moral, intelektual dan sosio kultual.
h. AliranKonstruktivisme
GagasanpokokaliraninidiawaliolehGiambatistaVico,
seorangepistemolog Italia. Aliraninimenegaskanbahwapengetahuanmutlakdiperolehdarihasilkonstruksikognitifdalamdiriseseorang;
melaluipengalaman yang diterimalewatpancaindra, yaituindrapenglihatan,
pendengaran, peraba, penciuman, danperasa. Dengandemikian,
aliraninimenolakadanya transfer pengetahuan yang dilakukandariseseorangke-pada orang
lain, denganalasanpengetahuanbukanbarang yang bisadipindahkan,
sehinggajikapembelajaranditujukanuntukmentransferilmu,
perbuatanituakansia-siasaja. Sebaliknya,
kondisiiniakanberbedajikapembelajaraniniditujukanuntukmenggalipengalaman.
i. Pengaruh Aliran Klasik
terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran
pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional
yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang
konvergensi.
2. Gerakan Baru
Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a.Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan
sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah
Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan
Het Voll Leven.
b.Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat
Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping
pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang
sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre
d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik
kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan
dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan
bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah
satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek,
pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek
akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara
konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,
utamanya masyarakat maju.
B. DUA ALIRAN POKOK
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran
pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran
tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki
Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk
yayasan.
a. Asas dan Tujuan
Taman Siswa
Asas Taman
Siswa
Bahwa setiap
orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam
peri kehidupan umum.
Bahwa
pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan
batin dapat memerdekan diri.
Bahwa
pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Bahwa
pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Bahwa sebagai
konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan.
Bahwa dalam
mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan
segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas
kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas
kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
Sebagai badan
perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
Membangun abak
didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta
sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung
jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah
menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang
lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang
pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai
Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di
Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu
Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School)
didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam
(sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal
didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asassebagai berikut
Berpikir logis
dan rasional
Keaktifan atau
kegiatan
Pendidikan
masyarakat
Memperhatikan
pembawaan anak
Menentang
intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian
disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang
efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang
pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Mendidik rakyat
ke arah kemerdekaan
Memberi
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Mendidik para
pemuda agar berguna untuk masyarakat
Menanamkan
kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung jawab.
Mengusahakan
mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS
Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan
tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta
mencetak buku-buku pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS
Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan
gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan
sejumlah alumni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar